Mira memperhatikan kertas berwarna oranye itu dengan penuh tanda tanya. Apa mungkin itu surat cinta untuk suaminya?
Rasa penasaran memaksanya untuk segera membuka lipatan kertas tersebut. Kertas oranye bermotif daun-daun beterbangan, dengan goresan pena yang sangat indah berjajar rapi, membuat Mira tergelitik untuk membacanya.
"Ini surat cinta, Mas. Duh, puitis banget," ucap Mira, lirih.
"Ini surat buat siapa, yang baper siapa. Aku baper, Mas. Indah banget kata-katanya." Mira terhanyut dalam lautan aksara yang ditujukan untuk sang suami.
Laksmana memasang wajah masam. Dia sama sekali tidak tertarik dengan tulisan siapa pun itu, seindah apa pun itu.
Direbutnya kertas di tangan Mira, lalu dirobeknya hingga menjadi serpihan kecil-kecil.
"Mas, ih!" tukas Mira, kesal.
"Saya nggak suka!" tegas Laksmana.
Mira ingin tertawa, tapi ditahannya dengan sekuat tenaga. Sungguh, wajah sang suami tampak begitu lucu saat marah seperti itu.