Hari-hari Bram berubah drastis sejak perasaannya telah diungkapkan. Tujuan hidupnya sudah berubah. Si bujang lapuk tak lagi ingin mengejar Mira untuk membalas dendam atas penolakannya. Ambisinya untuk bisa memiliki Mira, kini telah dia tepiskan.
Bagi Bram, tujuan utamanya sekarang adalah Kay. Dia akan berusaha semaksimal mungkin untuk menjaga hubungannya dengan gadis itu, juga membantu Kay agar terlepas dari belenggu si juragan yang menyebalkan.
Pagi itu, Bram sudah rapi dan wangi, tidak seperti biasanya. Tentu saja demi Kay, gadis yang mulai mengisi ruang hatinya yang telah lama kosong.
Bergegas Bram menuju ke apartemen Kay, untuk mengajaknya sarapan bersama. Mereka memilih sebuah warung yang berada di pusat pertokoan, tak jauh dari apartemen Kay.
Bram tak pernah lepas memperhatikan Kay. Sementara gadis itu belum bisa menghilangkan rasa malunya. Sebagai orang suruhan Bu Ayang, Kay tetap menjalankan tugasnya meski statusnya dengan target pengawasannya telah berubah.