"Terima kasih karena udah bikin aku ngajakin kamu kenalan waktu itu," timpal Bram, membuat kening Kay berkerut.
"Aku juga nggak tahu kenapa, pas liat kamu waktu itu, langsung aja pingin ngajak kamu kenalan, terus yakin kalau kamu bakal aku butuhkan," kenang Bram.
Kay semakin tidak paham dengan maksud ucapan si bujang lapuk. Dan dia malas berpikir keras sebab perutnya sudah berteriak, meminta untuk segera diisi dengan makanan enak yang telah Bram pesan itu.
Semakin Bram memandang gadis di hadapannya, semakin dia merasakan sesuatu yang aneh menjalari setiap aliran darahnya.
'Gue kenapa ini?' batin Bram.
"Apa liat-liat?!" bentak Kay sembari mendelik ke arah Bram.
"Ntar aku bayar!" tukas si bujang lapuk, menanggapi omelan Kay.
Gadis itu mencebik, lalu melanjutkan kegiatan makannya tanpa menghiraukan tatapan Bram yang semakin lekat. Meski merasa sedikit gugup, Kay memilih tak acuh.
***