Bu Ayang memotret semua tindak tanduk Bram yang dirasa mencurigakan sebagai bukti. Terutama saat keponakannya itu sedang membeli cilok, Bu Ayang mengambil banyak sekali gambar dalam berbagai pose.
"Kena kamu, kang cilok! Eh, Bram!" gumam Bu Ayang sembari tersenyum puas.
Pagi-pagi Bram membuat gaduh. Matanya baru saja terbuka, dan dia sudah mengusik hari si cungkring. "Cungkring! Sudah dapat info tentang rumah suami Mira?"
Cungkring mencebik. Dia bahkan belum sarapan, dan sudah ditanya tentang pekerjaan. Cungkring menggerutu.
"Saya udah keliling-keliling kota ini, Bos. Satu hari tiga kali, udah cem minum obat aja. Sedangkan Bos ngasih makan saya cuma dua kali dalam satu hari. Nombok saya, Bos," keluh si cungkring, dengan suara lirih.
"Heh! Liat lu udah beliin gue rumah buluk begini. Padahal gue kasih uang banyak. Ke mana sisanya, hah?!" bentak Bram sambil mendelik, geram.