Bram pulang dengan hati yang hancur berkeping-keping. Tak disangka, Mira berani memperlihatkan adegan yang membuatnya panas hati. Keraguannya langsung hilang saat itu juga, dan dia percaya jika mereka telah menikah.
Ada yang patah, tapi bukan tulang. Hidup Bram langsung tak gairah. Langkahnya bagaikan mayat hidup, dengan pandangan yang kosong. Anak buah Bram yang berjaga di gerbang sampai bingung dibuatnya.
Padahal, sewaktu di camp Bu Ayang, dia sudah bertekad untuk menjalani hari dengan lebih berarti. Tapi nyatanya ... laki-laki itu masih belum bisa move on dari Mira, gadis yang dia sukai sejak lama.
Tak berapa lama setelah Bram masuk rumah, para penjaga gerbang mendengar bunyi barang-barang yang berjatuhan, membentur lantai.
"Bos ngamuk!" ujar para penjaga gerbang, kompak.
"Kenapa?" tanya salah satu di antaranya.