Pak Ahmad langsung masuk ke kamarnya begitu sampai di rumah. Lelaki itu termenung, dan angannya terbang ke masa silam.
Sebagai pengajar di sebuah pesantren, Pak Ahmad selalu menjaga marwah. Segala tindak tanduknya dijaga. Namun, siapa sangka, di balik sosoknya yang disegani oleh para pengajar lain, juga para muridnya sebab perilaku yang baik, ramah, dan suka membantu siapa saja, ternyata menyimpan sebuah sisi gelap.
Dia ingat betul saat Laksmana baru saja masuk ke pesantren tempatnya mengajar. Parasnya yang rupawan, kulitnya yang putih bersih, dan sikapnya yang sopan, membuat dirinya langsung tertarik.
Sejak itu, Pak Ahmad selalu memperhatikannya. Awalnya hanya diam-diam, lambat laun berani secara terang-terangan memberi perhatian meski masih dalam batas wajar saat berada di hadapan banyak orang. Lalu, dia semakin berani mendekati Laksmana di tempat yang sepi, dan di saat pemuda itu sedang sendirian.