Mira telah menyiapkan semua barang-barang yang akan dibawanya ke pesantren. Ada perasaan yang tiba-tiba menyeruak, yang tak bisa dijelaskan dengan kata-kata. Sedih sekaligus bahagia.
Sedih karena harus berpisah dengan keluarga, dan bahagia sebab akan kembali belajar bersama teman-temannya, mendalami ilmu agama.
Untuk keberangkatannya kali ini, ada sedikit perbedaan. Mira tidak lagi diantar oleh ibu, budhe, dan pakdhenya, melainkan hanya dengan Laksmana.
"Kasihan mereka capek, biar istirahat," ujar Laksmana saat Mira mempertanyakan.
Pagi hari hingga siang, Mira dan Laksmana menghabiskan waktu berkeliling kota hujan, dengan mengendarai sepeda motor. Mereka berdua berhenti di sebuah warung kopi di sudut jalan, di bawah pohon rindang.
Sepeda motor Laksmana menepi, dan diparkir di tempat yang telah disediakan. Keduanya lalu duduk di salah satu kursi, yang sepertinya dirancang untuk pelanggan yang berpasangan.