"Saya pulang dulu, ya. Kamu kasih info aja apa rencana Bram, ya. Saya sama Mas Laksmana akan berusaha cari cara buat nolongin kamu secepatnya," bisik Tika sembari memasukkan buku notes kecil dan bolpoin yang juga berukuran kecil melalui lubang di jendela.
Mira mengangguk dengan senyum yang lebar. Gadis itu berharap, Laksmana segera mengeluarkannya dari tempat yang membuat sesak napas itu. Setelah Tika pergi, Mira menutupi lubang di jendela dengan sesuatu.
Gadis itu menghela napas berulangkali. Dadanya terasa sesak. Mira melangkah mendekati dipan, lalu duduk di tepinya. Diambil buku notes kecil dan bolpoin, lalu ditulisnya semua yang dirasa perlu untuk nanti diberikan kepada Tika.
Semua yang dialami Mira ditulis dengan lengkap, mulai dari surat yang diselipkan seseorang di bawah pintu rumah budhenya, hingga dirinya berakhir di kamar sempit itu. Dia pun menuliskan tentang perlakuan dan perkataan Bram.