Mira tidak bisa konsentrasi dalam mengikuti pelajaran Ustadz Azzami. Pikirannya kacau sebab Laksmana yang tak kunjung datang untuk menemui. Sang ustadz yang melihat wajah Mira sedih, juga turut merasakan kesedihannya, walau tak tahu apa yang menjadi penyebab.
Dalam hati, Ustadz Azzami hanya bisa berandai-andai, jika saja bisa dia halalkan gadis itu segera, tentu bisa dia sandarkan kepala Mira di dadanya, agar gadis itu bisa menjadi lebih tenang. Namun, semua hanya dapat dia bayangkan.
Pelajaran bahasa Arab yang diajar oleh Ustadz Azzami pun selesai. Dan, sepanjang jam pelajaran itu, Mira terus melamun. Sang ustadz enggan menegur, sebab dia berpikir, gadis itu masih syok dengan keributan tempo hari.
'Seandainya saya tahu apa yang kamu pikirkan, Mir. Tentu saya bisa membantu,' batin sang ustadz.
***