Laksmana termenung di dalam kamarnya. Setelah mengetahui rencana ayah Mira dan Bram, pemuda tampan itu terus memikirkan cara untuk membantu gadis yang telah bertahta di hatinya itu.
Tentu saja Laksmana tak akan merelakan gadis itu direbut oleh lelaki yang berperangai buruk. Tentu saja pemuda itu takkan membiarkan Mira hidup menderita dengan lelaki buruk hati tersebut.
Sebelum beranjak ke alam mimpi, Laksmana menuliskan sesuatu di sebuah buku catatan kecil. Dengan lincah, pena di tangan pemuda tampan itu menari, meliuk-liuk di atas kertas.
"Rindu ... bagiku perasaan yang sulit untuk dikendalikan. Ia hadir begitu saja tanpa permisi. Mungkin benar jika ada yang mengatakan bahwa rindu itu berat. Namun, aku merasakan rindu yang lebih berat, yaitu saat kamu pergi dari kampung ini. Namun, aku senang, sebab kamu pergi untuk menggapai mimpimu, Mir
