"Maaf, Pak. Aku nggak bisa!" tegas Murni.
Kasto melongo. Dia tak bisa percaya istrinya berani menolaknya mentah-mentah. Rencana yang telah dia buat berantakan sudah. Namun, lelaki itu tak habis akal. Rencana berikutnya siap dilancarkan.
"Terus, Mira gimana, Mur? Apa dia nggak mau maafin aku?" tanya Kasto, lemah. Wajahnya dia buat sesedih mungkin agar sang istri percaya, bahwa dirinya benar-benar ingin berubah.
"Mira sudah maafin Bapak. Tapi, dia juga nggak mau tinggal sama Bapak lagi," jawab Murni, pelan.
Lelaki itu menunduk dalam-dalam, dan menghela napas panjang. Kemudian, dia mendongak dengan mata yang sudah mengembun.
"Aku memang nggak pantas buat dimaafkan. Aku suami yang bejad, bapak yang nggak berguna! Aku memang pantas hidup sendirian," desis Kasto dengan suara yang semakin lemah.