Mira terperangah saat mendengar penuturan dari sang ibu yang sama sekali tidak pernah dia duga sebelumnya.
"Jadi, bagaimana menurut kamu, Mir?" tanya Murni, lirih.
Waktu tiba-tiba seakan berhenti berputar. Murni, Mira, dan Surtinah, dibelenggu keheningan. Tak ada sepatah kata pun yang terlontar dari mulut ketiganya. Masing-masing sibuk dengan pikiran sendiri.
Setelah lama mematung, Mira kemudian bersuara. Bagaimana pun juga, gadis itu harus memberikan pendapatnya.
"Aku nggak tahu, Mak. Itu terserah sama Emak aja. Tapi, aku nggak akan mau tinggal sama Bapak lagi. Aku mau tinggal di pesantren, kalau perlu selamanya," papar Mira dengan napas yang terasa berat.
Murni dan Surtinah masih terdiam. Pandangan mereka lekat, tertuju pada wajah Mira yang tampak berbeda dalam balutan hijab. Wajah yang tampak lebih bersih, lebih cerah, dan lebih cantik.