Marisa menjauhi Joy setelah terkejut melihat jam tangan yang seketika muncul di pergelangan tangan Joy, begitupun Joy yang terus melihat jam tangan yang hanya memancarkan cahaya berwarna biru.
"Siapa kamu?" tanya Marisa ketakutan menjaga jarak dengan Joy. "Kamu hantu?!," Marisa menujuk wajah Joy.
Joy memegang jari telunjuk Marisa. "Aku bukan hantu," jawab Joy menenangkan Marisa yang ketakutan melihatnya.
Marisa menarik tangannya. "Terus apa, kenapa jam itu muncul dengan sendirinya?" tanya Marisa melihat jam tangan milik Joy.
"Ini, aku juga tidak tahu mengapa ini muncul begitu saja," jawab Joy dengan bingung. "Aku akan ceritakan padamu, tapi tidak disini. Nanti akan ada yang dengar," ucap Joy yang memepercayai Marisa untuk mendengarkar ceritanya dan berusaha menenangkannya yang sedang syok berat
Marisa berjalan menuju kamarnya. "Ikutlah aku," ajak Marisa menaiki tangga.
Joy mengikuti Marisa yang begitu ketakutan dengannya, dia yakin Marisa orang baik yang dapat menjaga rahasianya. Tidak dengan Marisa, dia sangat takut untuk membawa Joy memasuki kamarnya, tapi dia tidak punya pilihan untuk percaya kepada Joy.
Marisa membuka pintu kamarnya. "Masuklah," pinta Marisa dengan tangan yang gemetar ketakutan.
Joy melihat tangan Marisa gemetar. "Jangan takut padaku, aku tidak akan menyakitimu," ucap Joy meyakini Marisa dengan berdiri di sampingnya.
Sesampainya di kamar, Marisa disambut oleh kucingnya Bulan, tapi tidak dengan Joy. Bulan melihat Joy menjadi marah, sehingga Marisa terpaksa mengurung Bulan untuk masuk ke dalam kandangnya. Joy pertama kali melihat binatang seperti Bulan dan membuatnya penasaran.
"Apa itu namanya?" tanya Joy terus mendekati Bulan di dalam kandangnya.
"Ngaong..ngaong..," Bulan menggeram melihat Joy.
"Kemarilah, dia akan takut jika kamu terus mendekatinya," pinta Marisa kepada Joy untuk duduk di sofa. "Itu kucingku Bulan," jawab Marisa tersenyum melihat Joy duduk di sampingnya.
"Bulan tempat tinggalku," ucap Joy tersenyum tipis dengan wajah yang sedih merindukan tempat tinggalnya.
"Tunggu, kamu alien!" Marisa kembali terkejut dan terjatuh dari sofanya.
"Kamu baik-baik saja?" tanya Joy mencemaskan Marisa yang terjatuh.
"Tidak mungkin! Aku tidak percaya ada alien di bumi ini," ucap Marisa tidak mempercayai Joy berasal dari bulan.
"Aku memang alien, asalku dari bulan. saat ini aku sedang dievakuasi untuk turun ke bumi," ungkap Joy mencoba meyakini Marisa menceritakan asal dirinya dari bulan."Lihatlah ini, jam tangan ini muncul dengan sendirinya," Joy menunjukkan jam tangan yang ada dipergelangan tangannya.
"Wow… Aku sepertinya sudah gila mendengarkanmu," ucap Marisa menggaruk kepalanya yang tidak gatal. "Pergilah dari kamarku, sekarang!" usir Marisa masih tidak karuan mendengar cerita dari Joy barusan.
Joy tak punya pilihan selain mengikuti permintaan Marisa untuk keluar dari kamarnya. Marisa berdiri lalu melangkahkan kaki untuk membuka pintu. Sebelum keluar kamar Joy menengok Marisa yang sedang terguncang mendengar pernyataanya, Joy pergi dan turun untuk pergi meninggalkan Marisa.
Setelah melihat Joy telah pergi meninggalkan kamarnya. Marisa mengambil air putih untuk menenangkan jiwanya yang sedang terguncang, setelah mengetahui bahwa Joy merupakan alien penduduk bulan.
Marisa meminum segelas air putih. "Alien! Mana mungkin ada alien, aku memang pernah menontonnya dalam drama, tapi tidak mungkin ada alien kan," gerutu kesal Marisa berbicara sendiri dengan jalan kembali duduk di sofa merasa dipermainkan oleh Joy.
Joy duduk di sofa, melihat jam tangannya dan mencoba menekan dua tombol yang ada di jam tangannya. Setelah menekan tombol yang ada pada jam tangannya, Joy menghilang begitu saja.
***
Pagi hari Marisa bersiap untuk berangkat bekerja, dia melihat sofa tempat tidur Joy dan dia tak melihatnya. Marisa melanjutkan perjalanannya menuju halte busway. Di halte busway Marisa bertemu dengan teman satu kerja dengannya, April yang sedang berkendara dengan mobilnya lalu berhenti tepat di depannya untuk memberikan tumpangan.
"Marisa… Icha!," teriak panggil April di dalam mobilnya dengan membuka jendela.
"April, kamu akan ke kantor hari ini?" tanya Marisa mendekati jendela mobil April.
"Naiklah," pinta April sebelum menjawab pertanyaan dari Marisa
Marisa membuka pintu mobil dan memasang sabuk pengaman. "Akhirnya aku tak perlu menunggu busway yang lama," ucap Marisa tersenyum senang melihat April.
April membalas dengan ikut tersenyum bersama Marisa. "Kita berangkat sekarang," ucap April mulai menjalankan mobilnya.
"Aku dengar kamu dimarahi lagi oleh Pak Roy?" tanya April sambil sesekali melihat Marisa
"Sudah biasa aku diomeli dengannya, dia selalu saja memerintahku dengan seenaknya! Aku ingin seperti kamu yang bekerja di lapangan," ucap Lana kepada April dengan mengeluhkan rasa kesal di hati hatinya. "Oh ya, apa kamu percaya dengan alien?" tanya Marisa dengan nada ragu mengingat Joy.
"Haaahahahaha, mana ada alien," jawab April kegelian dengan pertanyaan Marisa. "Drama korea mana yang sedang kamu tonton?" tanya balik April kepada Lana yang suka nonton drama Korea.
"Itu tentang alien, aku lupa judulnya," jawab Marisa menyembunyikan dari April yang mengira dirinya terbawa arus dari menonton drama Korea.
"Aku tahu, pasti my love from the star. Aku juga menonton itu, tapi aku tidak mempercayai adanya kehidupan selain di bumi," tebak April dengan melihat ke depan kaca mobilnya lalu melihat Marisa yang terlihat bimbang
"Iya aku sedang menonton itu, dan aku hanya penasaran saja setelah menontonya," jawab Marisa tersenyum dengan hati yang masih penasaran.
***
Malam hari Marisa berjalan di danau yang biasa dia datangi, ketika sedang lelah. Dia memandangi bulan dengan banyak pertanyaan dalam hatinya.
"Apa ada kehidupan selain di bumi?, jika ada bagaimana mereka hidup disana?" batin Marisa dengan dengan melihat danau
Semua orang yang sedang di danau, datang secara bersamaan menatap bulan dengan melihat ponselnya. Marisa melihat orang yang bergosip disampingnya penasaran tentang dengan apa yang mereka lihat di ponselnya itu.
"Ada berita apa ka, kenapa kalian berbondong-bondong melihat bulan?" tanya Marisa menghampiri orang di sebelahnya.
"Itu ada berita bahwa bulan saat ini terkontaminasi dengan gas beracun, dan bisa berpengaruh dengan kondisi bumi saat ini," jelas orang yang disamping Marisa.
"Terima kasih ka," ucap Marisa menjauh dari orang disampingnya.
Marisa terkejut mendengar penjelasan orang disampingnya, dia mengambil ponselnya dan mencari berita tentang gas beracun di bulan. Setelah mengetahui kebenarannya, dia berlari menuju kostnya dengan taksi. Dia teringat Joy dan mencemaskan keadaannya.
Dalam benaknya masih tak mempercayai adanya Alien, tapi dia mencoba berpikir untuk mempercayai Joy yang kemarin malam menceritakan asalnya dari bulan.
"Aku tidak tahu apa yang dikatakan olehnya benar atau tidak, tapi setelah mendengar berita ini hatiku ingin sekali mempercayainya. Apa mungkin dia berasal dari bulan?" tanya Marisa sambil melihat keluar jendela mobil taksi yang dinaiki olehnya.