Chereads / Terjerat Istri Tetangga / Chapter 2 - Fun Day

Chapter 2 - Fun Day

"Dengar-dengar rekan baru kita nanti adalah pria lulusan Barcelona. Siap-siap posisimu bisa tergeser olehnya," cicit Aaron menakuti.

"Kau tidak pelu menakutiku. Aku adalah keponakan pemilik perusahaan ini. Mustahil bagi siapapun untuk menyingkirkanku dari posisiku saat ini," ujar Bass angkuh.

"Sombong sekali kau Bass …," kekeh Aaron kemudian.

Apa yang dikatakan oleh Aaron memang benar, hari ini mereka kedatangan rekan baru di kantor sebagai pengganti Carlos sebagai assistant manager. Carlos memilih untuk resign karena keluarganya yang sudah tidak tahan lagi berhubungan jarak jauh dengannya. Lagipula ia adalah pria yang sudah berumur dan rasanya sangat perlu mendapatkan kehangatan dari istri dan anak setiap ia pulang bekerja. Namun pengabdiannya di perusahaan Cakra Andreana (Nama perusahaan yang diambil dari nama mendiang kakek Gisel), sudah membuatnya mendapatkan kehidupan yang lebih dari kata cukup.

"Perkenalkan, saya Antonio Daniel. Rekan-rekan semua bisa memanggil saya Anton."

Sebuah perkenalan yang singkat, kemudian ia lanjutkan dengan menceritakan sedikit pengalaman kerjanya di Barcelona, London dan beberapa negara lainnya di dataran Eropa. Meski hanya bekerja sebagai freelancer, namun pengalaman yang ia dapat membuatnya dengan mudah mendapatkan pekerjaan yang layak dan dengan honor yang menjanjikan.

"Sudah berkeluarga," gumam Aaron, sepertinya ia sedang mengumpulkan beberapa informasi lagi secara langsung, untuk dijadikan bahan pembicaraan nanti saat jam istirahat makan siang.

***

Aaron mengernyit heran melihat Bass yang sejak tadi senyum-senyum sendiri sembari melihat layar ponselnya. Sebenarnya Bass memang kerap seperti ini, ia selalu berbalas pesan dengan istrinya setiap jam istirahat. Namun bagi Aaron, sebagai pria lajang 30 tahun membuatnya merasa risih dan lebih tepatnya lagi iri, karena ia masih belum memiliki pasangan sekalipun hanya sekadar pacar.

"Pak Bass kita ini memang sering seperti ini. Dia adalah pria yang sangat mencintai istri dan juga anak-anaknya, jadi disaat jam istirahat seperti ini pun, waktunya selalu ia bagi untuk menghubungi keluarganya," tutur Aaron yang lagi-lagi mengagungkan Bass sebagai suami idaman.

"Kalau begitu, kau harus belajar menjadi seperti Bass, bukan?" cicit Carlos.

"Tidak perlu. Saya sudah jauh lebih baik pastinya dari Bass," sahut Aaron, tidak mau kalah.

"Buktinya sampai sekarang kau masih saja bertahan dengan status lajangmu."

"Pak Carlos, saya masih lajang bukan karena tidak laku. Tapi karena Tuhan belum memberikan jodoh kepada saya," balasnya percaya diri.

"Apa yang sedang kalian bicarakan?" tanya Bass menggerutu. Ia menyudahi berbalas pesannya dengan sang istri dan melanjutkan makan siangnya dengan membuat suasana menjadi hangat di hadapan teman-temannya.

"Ah, kau … berteman saja dengan handphone mu," gerutu Aaron kesal.

"Maaf … Gisel tadi meminta izin untuk pergi sore ini ke rumah ibunya. Jadi aku harus pulang lebih awal untuk mengantarnya ke terminal. Dia selalu ingin pergi dengan bus antar kota setiap kali pergi ke rumah orang tuanya," ujar Bass memberikan alasan pasti.

"Jadi, dia benar-benar tidak akan ikut acara fun day kita?" tanya Carlos kemudian.

"Tidak. Acara fun day tahun ini … saya akan menjadi pria lajang, tanpa kehadiran keluarga."

***

"Jaga dirimu baik-baik, Bass," ucap Gisel, sembari memberikan pelukan kepada suaminya.

CUP

Bass pun tak kalah hangat, memberikan kecupan pada kening Gisel sebagai tanda perpisahan mereka selama beberapa waktu.

"Jika sudah sampai, segera kabari aku, ya … harusnya kau bisa meminta sopir untuk mengantarkanmu, Gisel …."

"Bass, aku sudah berjanji kepada Kayla dan Keano untuk mengajak mereka pergi ke rumah nenek mereka dengan bus."

"Ini bukan kali pertama kau pergi dengan bus, Gisel. Tapi memang setiap kali kau pergi tanpa aku, kau memang selalu ingin pergi dengan bus," gerutu Bass.

"Kau tidak perlu khawatir, Bass … selama ini aku baik-baik saja, bukan? Sekarang waktunya kau jaga diri baik-baik, makan dengan teratur dan tidur yang cukup. Selama beberapa hari kedepan aku tidak ada untuk melayanimu, Bass …," tutur Gisel, selalu memberikan pesan layaknya wasiat setiap kali hendak pergi ke Bandung, dimana orang tuanya berdomisili.

"Kau juga, jaga diri baik-baik saat jauh dariku. Jaga Kay dan Kean, juga titip salam untuk ibu dan ayah di Bandung."

***

"FUNNY DAY!" seru Aaron dengan semangatnya menyambut pagi ini, dimana hari Sabtu kali ini mereka mengadakan acara fun day, sebagai perayaan ulang tahun perusahaan yang ke-9 tahun. Biasanya Gisel memang selalu ikut serta dalam acara ini, bukan hanya saat telah menjadi istri Bass saja, namun saat ia masih menjadi Manager pada bagian Human Resources Development di perusahaan tersebut, ia sudah selalu hadir dalam acara tersebut.

"Aaron!" panggil Bass, sembari melambaikan tangan pada Aaron yang terlihat sedang mendekati beberapa pegawai wanita. Sudah menjadi kebiasaan Aaron, selalu menggoda banyak wanita, namun tak ada satupun yang ia jadikan pasangan sesungguhnya. Yang ia pikirkan hanyalah indahnya cinta satu malam.

"Aku akan menghampiri kalian lagi nanti. Sekarang aku harus menghampiri Pak Bos yang sangat ketus itu," ujar Aaron kepada para wanita yang sedang ia dekati hanya untuk bersenang-senang. Aaron pun kemudian berlalu meninggalkan para wanita itu dan menghampiri Bass yang sedang bersama dengan Carlos, juga Santa Andreana –Direktur Utama-.

"Setiap tahun kerjamu hanya menggoda setiap wanita, Aaron," ejek Carlos yang sudah tahu betul bagaimana perangai Aaron. Buaya darat yang bisa dengan mudah memikat hati para wanita dengan rayuannya.

"Sepertinya kau harus dipindahkan ke departemen dimana banyak pegawai wanitanya," tutur Santa, ikut bergurau dengan para pegawainya.

"Wah, apa boleh begitu, Pak?" tanya Aaron penuh harap.

"Boleh, boleh sekali. Saya akan memindahkanmu menjadi assistant leader production, dengan begitu kau bisa dengan mudah mendekati para pegawai wanita," tutur Santa.

"Pak Santa … yang benar saja … saya harus meninggalkan jabatan saya sebagai executive menjadi assistan leader," keluh Aaron.

"Perubahan yang signifikan. Kau seharusnya bersyukur karena bisa menyalurkan hasratmu untuk menggoda para wanita, Aaron," kekeh Carlos.

Hahaha ….

Tawa tersebut ditujukan untuk mengejek Aaron yang baru saja mendapat bully-an dari direktur mereka. Gurauan mereka tiba-tiba saja berhenti dan merubah topik pembicaraan, saat melihat kedatangan Antonio bersama seoran wanita yang digandeng olehnya. Wanita cantik dengan postur tubuh sempurna. Kulit putih, tinggi semampai dan berat badan yang terlihat ideal, membuat kesempurnaan pada diri wanita tersebut yang memiliki paras cantik melebihi para dewi.

"Siapa yang digandeng Anton?" tanya Aaron penasaran. Matanya tidak pernah salah jika menilai seorang wanita.

"Siapa lagi kalau bukan istrinya. Kalian tergurlah ia, ajaknya bercengkrama bersama. Saya akan menghampiri rekan bisnis yang lain," jawab Santa yang kemudian berpamitan pergi meninggalkan sekelompok pegawainya tersebut.

"Hai! Antonio!" seru Aaron menyapa Anton agar segera menghampirinya yang sedang bersama Bass dan Carlos.

Anton terlihat ramah membalas sapaannya dan segera mengajak wanita tersebut untuk menghampiri teman-temannya.

"Siapa ini, Anton?" tanya Aaron, nadanya terdengar sangat modus.

"Oh, perkenalkan. Dia istriku … Clarine."