Chereads / Terjerat Istri Tetangga / Chapter 4 - Sebuah Kebetulan

Chapter 4 - Sebuah Kebetulan

"Bass, apakah ada pegawai baru yang menggantikan Pak Carlos?" tanya Gisel tiba-tiba.

"Hm? Bagaimana kau tahu?" Bass balik bertanya.

"Aku melihat postingan Aaron. Ada seorang pria yang tidak kukenal ikut bergabung bersama kalian, juga seorang wanita yang mengenakan kaos ketat sedang bersamamu memunguti sampah di pantai," jawab Gisel menjelaskannya.

Mata Bass membelalak ketika mendengar apa yang baru saja dikatakan oleh Gisel. Karena penasaran dan ingin memastikan, Bass memilih diam dan mencari tahu tentang postingan Aaron pada status hariannya, namun panggilannya dengan Gisel masih tetap berjalan.

"Sial!"

"Bass? Kau kenapa?" tanya Gisel mendengar umpatan Bass secara samar.

"Oh, i—ini … aku melihat notifikasi kalau serial anime kesukaanku tidak tayang minggu ini," jawab Bass berdalih.

"Oh … yasudah, Bass … kau segera mandi dan istirahat. Aku dan anak-anak menantikan kehadiranmu besok."

"Baik, sayang …. selamat malam, love you …."

"Love you more …."

***

"Sayang—"

"Clarine, besok saja, ya … aku lelah," sela Anton menolak ajakan Clarine untuk bercinta malam ini.

"Sayang, kau sudah sering menolaknya. Bagaimana kita bisa memiliki anak jika kau—"

"Jika kau ingin bercinta denganku hanya karena ingin memiliki anak, kita ikut program bayi tabung saja," ujar Anton lagi-lagi menyela ucapan Clarine. "Aku lelah Clarine, besok pagi kita juga harus pergi, bukan?"

"Hmmm, baiklah."

Clarine lagi-lagi harus menahan hasratnya untuk bercinta dengan Anton. Malam ini, Clarine pun akhirnya tidur lebih dulu tanpa menunggu sang suami selesai mandi. Ia memilih untuk tidur dengan posisi miring menghadap pada dinding, jelas memunggungi Anton. Clarine cukup kecewa dengan sikap Anton. Kekecewaannya terlihat karena butiran bening yang menetes dari matanya.

***

"AYAH!!!" seru Kayla dan Keano, melihat kedatangan sang ayah. Mereka berdua berhamburan dari dalam rumah menuju ke halaman untuk menghampiri Bass, yang ternyata datang 2 jam lebih awal.

"Bass, aku baru akan pergi dengan ibu. Kau berangkat dari Jakarta jam berapa?" tanya Gisel, yang terlihat sudah siap untuk pergi berbelanja, menikmati keindahan fashion dan juga kuliner di kota Bandung.

"Jam enam. Aku bangun lebih awal dan memilih untuk segera pergi saja, agar bisa ikut pergi denganmu untuk menjaga anak-anak," jawab Bass.

"Baguslah kalau begitu, aku tidak perlu repot menjaga mereka dan ibu juga tidak perlu ikut untuk membantuku. Terima kasih, Bass."

"Sama-sama, sayang … kalau begitu, kita pergi sekarang saja."

"Kau tidak ingin beristirahat lebih dulu?" tanya Gisel, menarik lengan Bass untuk masuk ke dalam rumah dan beristirahat sejenak.

"Aku tidak lelah. Kita langsung pergi saja," jawab Bass, kemudian memberikan kecupan pada kening Gisel.

Sementara itu, pasangan Anton dan Clarine juga hendak pergi berlibur pada hari Minggu ini. Sebelum keduanya pindah rumah, mereka memilih untuk pergi berpacaran kembali ke kota favorit mereka di dalam negeri.

Kini keduanya sedang berada dalam perjalanan, melalui jalan tol agar tidak terkena macet. Apalagi akhir pekan seperti ini tidak jarang orang-orang memilih berlibur ke kota tetangga untuk berwisata atau sekadar berkunjung untuk makan siang dan membeli buang tangan.

Begitupun dengan pasangan yang sudah menikah dua tahun ini, mereka memang senang pergi berlibur untuk menikmati sensasi bercinta di tempat yang berbeda.

Mobil Anton baru saja keluar dari tol Padalarang dan segera menuju ke daerah Bypass, untuk membeli makanan pinggir jalan yang biasa dijajakan di depan sekolah menengah kejuruan negeri di daerah sana. Meski hanya batagor pinggir jalan, namun itu adalah makanan favorit Anton.

"Terlalu lama tinggal di Eropa, aku sangat merindukan batagor di depan sekolah ini," ujar Anton. "Kita beruntung sekali, bertemu dengan penjual ini meski sekolah sedang libur dan seharusnya tidak ada yang berjualan di sana. Namun tetap terlihat ada beberapa penjual yang menjajakan makanan ataupun minuman di area depan sekolah tersebut."

"Apa kau tidak bisa menahannya untuk memakan batagor ini? Kita bisa memesannya saat sudah tiba di hotel, sayang," ujar Clarine, sepertinya ia kurang nyaman jajan di pinggir jalan seperti itu.

"Di hotel belum tentu ada menu batagor seperti ini, sayang. Kau tidak mau pesan?"

"Tidak," jawab Clarine, kemudian memalingkan pandangannya.

Anton menaikkan kedua bahunya mendengar jawaban Clarine dengan ekspresi yang tidak mengenakkan seperti itu. Namun sepertinya Anton tidak memedulikan Clarine yang merasa risih berada di sana.

Usai mendapat makanan kesukaannya, Anton dan Clarine pun melanjutkan perjalannya, namun tidak untuk menuju ke hotel yang sudah mereka booking. Anton mengajak Clarine menuju ke daerah Cibaduyut. Anton ingin membeli beberapa pasang sepatu produksi dalam negeri yang berkualitas dan Cibaduyut adalah pusat kerajian kulit di kota Bandung.

"Kau tidak ingin membeli beberapa?" tanya Anton.

"Tidak," jawab Clarine lagi-lagi sangat singkat.

Lagi-lagi Anton tidak ambil pusing dengan sikap Clarine dan memilih untuk 'masa bodoh' dengan sang istri.

"Ibu!!!"

Terdengar suara jeritan anak kecil dan membuat Clarin berbalik badan, menuju ke arah sumber suara. Namun baru saja ia berbalik badan, tiba-tiba saja ….

"Bugh!!!"

"Aw!" pekik Clarine, kesal karena ada anak kecil perempuan yang menabrak, juga mengotori celana kulot putih yang ia pakai. "Sayang!" seru Clarine memanggil Anton, ingin mengadu atas ulah anak kecil tersebut.

"Ada apa sayang?" tanya Anton memastikan kondisi istrinya.

"Anton? Clarine?"

Anton dan Clarine serentak menoleh ke arah sumber suara. Seseorang yang menyapanya adalah Bass, yang sedang menggandeng seorang anak laki-laki yang sudah pasti adalah Keano –anak pertamanya-.

"Maafkan anakku. Aku akan meminta istriku untuk memberikan celana atau rok miliknya untuk kau mengganti celananya, Clarine," ujar Bass, menarik lengan Kayla yang sedang memegangi es krim, yang kini hanya menyisakan cone-nya.

"Ayah!" rengek Kayla.

"O—oh, tidak perlu. Lagi pula anakmu tidak sengaja juga, bukan? Yaa, namanya juga anak kecil. Aku memakluminya," balas Clarine, merubah sikapnya menjadi jauh lebih manis dan terlihat seolah menyayangi Kayla dengan usapan lembut yang ia berikan pada rambut anak bungsu Bass.

"Tidak masalah, Bass … Clarine pasti baik-baik saja. Lagipula selesai ini kami akan segera pergi ke hotel, tempat tujuan kami berdua berada di kota ini," sahut Anton.

"Oh begitu … sekali lagi aku minta maaf, yaa … anakku sedang aktif-aktifnya. Ibunya sedang berada di toko ini, jadi dia tidak sabar ingin menemuinya."

"Oh, ya? Apakah itu Gisel, yang dibicarakan oleh para pegawai saat acara fun day?" tanya Anton.

"Iya … itu dia, Gisel, istriku," ujar Bass, saat Gisel datang dengan sebuah kantong belanjaan.

"Ibu …," rengek Kayla, menunjukkan cone es krim yang masih saja digenggamnya.

"Sayang, ini pegawai baru yang akan menggantikan Pak Carlos," ucap Bass, memperkenalkannya kepada Anton dan juga istrinya.

"Wah, sebuah kebetulan kita bertemu di sini …."