Chereads / Terjebak CINTA CEO Posesif / Chapter 18 - Ch 19 Pagi Yang Mengantuk

Chapter 18 - Ch 19 Pagi Yang Mengantuk

Selamat membaca

.

.

Suara penggorengan yang mendesis, mewarnai suasana pagi yang sama sekali tidak tenang. Ada suara kendaraan lalu lalang yang terdengar dengan jelas, tapi itu tidak terlalu mengusik karena sudah terbiasa.

"Loh tumben lu bangun pagi!" Sapa seseorang kepada Helena yang sedang menggoreng ulang ayam yang semalam di belikan oleh Alan kemarin agar lebih hangat dan enak di makan di siang hari.

"Gak kenapa kenapa," jawab Helena acuh. "oh iya itu yang dada punya kamu, kak Alan yang belikan," kata Helena menggosok matanya.

Nina hanya mengangguk sambil memperhatikan Helena yang mengantuk. Lalu menoleh pada tempat sampah yang terdapat telur ceplok gosong.

Kemudian mata Nina beralih pada Helena yang mengeluarkan ayam dari wajan kemudian menggantinya dengan sosis. Helena masih diam sejak kalimat terakhir yang diucapkannya dan jelas itu bukan sesuatu yang wajar dari seorang Helena.

Terlalu asing ketika melihat orang yang punya sifat rusuh mendadak menjadi diam dan tidak banyak tingkah seperti Helena saat ini. Jujur matanya sangat tidak nyaman melihat hal tersebut.

"Kalau ngantuk itu tidur, masih ada waktu satu setengah jam sebelum masuk kerja," kata Nina kepada Helena Akhirnya setelah beberapa saat merasa kesal dengan sifat Helena yang pendiam.

Bukanya kesal dalam artian marah, dia hanya merasa canggung dengan perbedaan sifat yang sangat drastis dan lain dari biasanya.

Namun diajak bicara hanya mendengus malas, Helena juga menghela panjang nafasnya. Nina melihat tingkah Helena yang tidak biasa menjadi heran, namun ia memilih untuk mengabaikan Helena, karena terlihat Helena tak ingin membahas apapun.

"Mana punya Gua?" tanya Nina kepada Helena, menyerahkan piring.

"Apa?" tanya Helena menyolot.

"Kok Ngegas babi!" kesal Nina di teriyaki oleh Helena. "Gua minta ayam bagian gua!" kata Nina selanjutnya masih dengan nada kesal.

"Malah ikutan nyolot!"

"Tau ah, mana ayam punya gua?" Tanya Nina dengan nada yang lebih lembut dari sebelumnya.

Helena diam untuk beberapa saat, kemudian menoleh pada ayam yang sedang ditiriskan dari minyak. "Ambil sendiri," kata Helena kepada Nina.

Nina menuruti perintah Helena, tak ingin membuat suasana menjadi rumit. Setelah memindahkan ayam bagianya ke dalam tempat bekal, Nina beralih pada kulkas untuk mengambil bahan bahan yang akan di masaknya.

"Katanya dalam waktu dekat 'AOT' lanjutan season sebelumnya mau di luncurkan," Kata Nina membuka percakapan setelah hening beberapa saat.

"Belum ada informasi valid, tapi ya udah gak sabar nunggu lanjutannya," Seru Helena menggenggam spatula.

Helena pada dasarnya penikmat kartun, mulai dari Anime, Animasi, Donghua hingga komik di baca oleh gadis itu. Yang dibahas oleh Nina tadi adalah salah satu anime yang hiatus karena persiapan season selanjutnya.

Anime itu juga yang melatar belakangi kenapa Helena sering dipanggil dengan sebutan 'Babi'. Sejak gadis itu membaca komik dari anime tersebut, Helena seketika membenci nama belakangnya.

Alasanya adalah karena, dalam cerita tersebut ada karakter bernama 'Gabi' telah membunuh karakter favorit Helena yang bernama 'Sasha Braus'.

Helena bersama para pecinta anime AOT lainya mengutuk karakter 'Gabi' dengan sebutan Babi. Helena yang tidak mau memiliki nama panggilan sama dengan karakter yang ia benci, memarahi siapapun yang memanggilnya dengan panggilan Gabi.

Padahal, sebelumnya itu menjadi panggilan yang lumrah digunakan untuk memanggil gadis pendek itu. Mereka yang dimarahi oleh Helena bukanya berhenti menggunakan kata 'Gabi', mereka malah semakin gencar menggunakan kata itu, karena menurut mereka respon Helena sangat lucu.

Tidak sampai di situ, ternyata nama depan Helena juga diplesetkan oleh beberapa orang yang juga menikmati anime tersebut. Kata 'Helena' di plesetkan menjadi 'Yelena'.

Yelena juga salah satu karakter dalam cerita AOT, dan Yelena juga salah satu karakter yang tidak disukai Helena.

Saking kesalnya, Helena sampai berfikir apakah 'Hajime' si penulis cerita Attack On Titan pernah bertemu dengan orang tuanya, sehingga mereka berkompromi memberikannya nama dari karakter yang sangat di bencinya. Atau 'Hajime' justru terinspirasi dari namanya.

Namun itu semua tidaklah benar, semua itu hanya bentuk ketidak sengajaan yang melekat padanya.

Di luar semua hal menyebalkan yang terjadi padanya, Helena tetap menyukai serial tersebut, bahkan menunggu lanjutan seri sebelumnya.

"Kau sangat mudah untuk dialihkan," kekeh Nina mencubit pipi Helena karena gemas.

"Aku tidak begitu," balas Helena tidak terima.

"Kamu memang seperti itu,"

"Tidak"

Nina diam untuk beberapa saat, tanganya masih sibuk memotong wortel. Saat Helena hendak meninggalkan dapur karena urusan sudah selesai, Nina kembali berkata. "Kamu memang seperti itu!"

"Tidak!"

***

Helena menekan jari jempolnya pada layar sidik jari. Dia sedang melakukan absen masuk.

Helena memperhatikan sekitarnya, suasana kantor masih sangat sepi, dan dirinya sudah ada di sana. Jarang jarang Helena datang awal seperti ini, jika bukan karena Alan yang menjemputnya maka sudah dipastikan tidak akan seperti ini.

Kebiasaan Helena adalah datang beberapa menit sebelum tercatat terlambat, bahkan tak jarang dirinya tercatat terlambat karena macet atau lift yang penuh. Namun Helena tidak pernah jera, atau pun mencoba datang lebih awal agar tidak terlambat.

Entahlah, tidak ada yang tahu kenapa Helena sangat jarang datang awal. Jika di tanya gadis itu hanya menjawab dengan berkata 'biar agak menantang di pagi hari'.

Mereka yang mendengar jawaban gadis itu tentu tidak akan terima, tapi mereka tidak bisa berkata apa apa. Karena setiap orang punya prinsip dan kebiasaan masing masing.

"Ngomong ngomong seru juga datang pertama," kekeh Helena saat memasuki ruangan yang belum ada kehidupan di dalamnya.

"Tidur ah, kali aja bisa tidur," gumam Helena berjalan menju kubikelnya setelah meletakkan tasnya ke dalam loker.

Helena menyingkirkan Keyboard dan beberapa atribut yang memenuhi meja. Setelah meja menjadi sedikit luas dan bisa meletakkan sebagian badanya serta kepala, Helena meletakkan bantal leher di atas meja.

"Gila, gara-gara Pak Bastian jadi gak bisa tidur semalaman, mana capek banget," Keluh Helena mendesah lelah sambil mencari posisi nyaman.

Setelah mendapatkan posisi nyaman Helena memejamkan matanya. Sebelum terlelap sepenuhnya, Helena bergumam "Tapi pak Bastian kuat juga tadi malam!"

.

.

TBC