Selamat membaca
.
.
"Apa ini sungguh tidak apa-apa?" Bastian merenung, tiba-tiba saja ragu dengan permintaan Nina. Ini memang demi kebaikan Helena, yeah, demi kebaikan gadis lucu yang suka meledak-ledak itu. Tapi, bukankah ini agak berlebihan?
Direktur itu meringis, tiba-tiba saja memegangi dada sebelah kirinya tanpa sebab. "Ada sesuatu yang salah," gelengnya pada dirinya sendiri. Di depannya terpampang layar laptop yang masih menyala, yang mempertontonkan berbagai jenis dokumen yang harusnya dia baca dan periksa ulang demi kepentingan kerjasama dengan Aksara. Tapi kali ini Bastian mengabaikannya, benar-benar mengabaikannya.