Lucrecia menjadi panik, semakin deras curah hujan makan akan semakin deras air sungai dan bisa mem bahayakan pemuda yang pingsan itu. Lucrecia menjadi panik, semakin deras curah hujan makan akan semakin deras air sungai dan bisa mem bahayakan pemuda yang pingsan itu.
"Ibunda, apakah kita memiliki alat tulis?" Hiraeth bertanya sambil mengunyah roti hangat dan daging kelinci yang tadi pagi di dapat. Dia terlihat senang ketika menikmati menu sedrhana itu, karena sejak bangun ini kali pertama Hiraeth memakan roti hangat, biasanya sang ibu akan membawa roti sisa dari kediaman Baron Plama tempat ibu bekerja.
Hiraeth memandang keluar jendelanya, sebentar lagi akan fajar, mungkin sekitar dua jam lagi, dan dirinya tidak tidur barang sekejap. Dirinya sibuk berfikir, dan mengingat, terutama tentang sihir.