"Tidak ikut meeting?" Kedua alis Delima mendadak berkerut, membuat ekspresinya yang masih mengantuk seperti ibu rumah tangga yang kelelahan segera sirna. "Maksudmu? Kenapa hanya kau dan Helena saja yang nanti ke Bandung sementara aku tidak?"
Jujur saja, Bastian dan Helena cukup terkejut saat melihat ekspresi Delima. Ini seperti bukan Delima yang biasanya mereka kenal. Meskipun pada beberapa titik, Delima bisa sangat tegas melebihi Bastian, tapi pada praktiknya itu cukup jarang terjadi. Delima bisa mengontrol emosi dengan sangat baik, dia juga sangat profesional. Apakah karena ini di luar jam kerja, jadi sifat asli Delima akhirnya muncul? Tidak ada yang benar-benar tau.
"Lebih baik kumpulkan dulu nyawamu!" anjur Bastian sedikit memiringkan kepala, menggeleng tidak percaya. "Agar kau bisa mencerna kata-kataku, karena aku baru saja menjelaskan padamu apa alasannya. Tapi kalau kau masih mempertanyakannya berarti memang ada yang salah dengan otakmu. Pasti berkabut deh."