Hening. Arkan dan Verrel hanya diam. Sudah tiga puluh menit keduanya hanya bungkam, duduk di sebuah café di dekat apartemen Arkan, tentunya setelah Arkan memberitahu dengan Eve jika dirinya akan terlambat datang. Namun, pria itu tidak mengatakan karena apa. Dia benar-benar menyembunyikan masalah Verrel yang mendatanginya.
"Apa yang sebenarnya ingin anda katakan dengan saya, Tuan?" tanya Arkan yang memutuskan menghentikan kebungkaman mereka. Dia merasa tidak ada banyak waktu karena dia yang harus segera menjemput Eve.
Verrrel yang ditanya pun langsung menatap Arkan dan membuang napas perlahan. "Aku mau bertanya, apa benar kamu kekasih Eve?" Verrel menatap lekat dam memasang raut wajah serius.
"Iya," jawab Arkan tanpa keraguan sama sekali. Dia bahkan masih terlihat tenang dan tidak merubah ekspresinya.