"Selamat pagi, Pak."
Kevin yang mendapat sapaan dari para pegawainya hanya diam. Kakinya terus melangkah, menuju ke arah lift di depannya dengan raut wajah datar. Terlihat aura suram dari pria itu, membuat para karyawan menundukkan kepala. Meski masih terus mendapatkan sapaan seperti biasanya, tetapi kali ini para karyawan benar-benar menundukkan kepala.
Kevin berhenti ketika berada di depan lift. Dia mulai menekan angka di depannya dan melangkah masuk. Tatapannya benar-benar begitu tajam, membuat beberapa karyawan menghentikan langkah. Tidak jarang dari mereka yang berputar balik dan mengurungkan niat untuk pergi ke suatu tempat. Mereka jauh lebih memilih menunggu Kevin masuk daripada terkena masalah.
"Hari ini apa jadwalku, Mega?" tanya Kevin tanpa mengalihkan pandangan.