Yeona membuka mata, sambil mengatur komposur nafas. Tadi pagi dia bertemu Chung-hee lalu semua menjadi kabur, semua menjadi gelap, lalu dia jatuh pingsan.
Dia beranjak duduk hendak turun dari ranjang. Di kasur sebelah Yeona, tepat di sebelah jendela, cahaya rembulan menerpa tubuh kekar lelaki.
Siluet tubuh lelaki sungguh mirip dengan punya lelaki misterius. Lelaki yang merenggut kehormatan Yeona di malam pesta danau Ilsan.
Yeona menggeleng. "Tidak … tidak mungkin. Tidak. Pasti hanya bayang belaka. Hanya bayang, pasti begitu. Mana mungkin lelaki itu ada di sebelah?"
Lampu ruang inap menyala. Silau cahaya lampu membuat mata Yeona menyipit.
Dokter jaga UKS Balai Pelatihan menghampiri Yeona. "Aigo, aku kira ada apa berisik - berisik. Ternyata kamu sudah bangun. Bagaimana, nak, apa kau sudah merasa lebih baik?" Dia mengecek suhu badan Yeona. "Sudah dingin."