Masih di apartemen milik Kim, Angelica mulai mengatur rencana jahatnya untuk memisahkan Kim dengan Alena, dia masih tidak terima melihat Alena merebut Kim darinya, padahal seperti yang kita ketahui Angelicalah yang lebih dulu menghianati Kim, namun setelah dia menikah dengan lelaki pilihan ayahnya, dia tidak bahagia.
Dengan suaminya pun Angelica sering sekali membuat masalah, dengan berbohong kalau dia sedang mengandung, sampai pada suatu hari suaminya mengetahui,kalau kondisi rahim Angelica telah rusak akibat kecelakaan beberapa tahun yang lalu, menghantam perutnya dan karena itu Angelica sudah tidak bisa lagi memiliki keturunan.
Angelica mengambil ponselnya, dia ingin menelfon sahabatnya yang merupakan dokter kandungan terkenal di Korea. Dia bernama Jang Di.
"Tuttttss...tuttsss"nada sambung ponsel Jang Di
"Halo..ya Angelica ada apa?"
"Hmm..aku sudah transfer dananya, aku minta tolong buatkan hasil usg palsu, buatkan aku rekayasa kehamilan".
"Angelica kali ini kau mau berulah apalagi".
"Sudahlah, ikuti saja perintahku, ingat nama baikmu bisa aku cemarkan rahasiamu ada ditanganku!"
"Ya sudah kapan kau mau ambil hasilnya?"
"Tunggu sampai satu bulan ke depan, dan ingat apabila Kim nanti ingin bukti tes DNA, maka kau juga harus mengusahakan bagaimana caranya agar hasilnya positif anaknya Kim. Jangan pernah membongkar rahasia kerusakan rahimnya, kalau sampai kau buka mulut, aku tidak segan-segan membuat perhitungan denganmu!"
"Baiklah..aku buatkan dulu, besok sudah bisa kau ambil, terserah pakainya kapan".
"Jangan dulu kau cetak suratnya, nanti saja, biar genap satu bulan dulu".
"Okay aku buatkan di laptopku dulu, aku hanya berpesan apabila suatu saat kebohongan ini terungkap, aku tidak mau dibawa-bawa ke polisi ya, kau yang sudah mau berbuat, kau harus bertanggung jawab atas perbuatanmu".
"Tenang saja, aku tidak akan melibatkanmu dalam hal ini, ya sudah itu saja, aku tutup telefonnya".
"Okay, nanti aku kabari lewat chat whatsapp ya".
Tersenyum licik di bibirnya Angelica."Hmm..satu bulan lagi, akan aku hancurkan kisah cinta Kim dan Alena, dan setelah itu aku akan menjalankan rencana kedua, yaitu membuat Alena terusir dari rumah Kim, dengan demikian aku dan Kim bisa bersatu lagi".
Kembali ke Markas Besar Angkatan Bersenjata Republik Korea, Kim tengah bersiap menuju Markas Pusat untuk bertemu dengan Jenderal Lee.
Min Yuk juga sudah bersiap mengantarkan Kim, menuju Markas Pusat . Dua jam perjalanan menuju Markas pusat, sesampainya di sana, Jenderal Lee sudah menunggu kedatangan Kim di dalam ruang kerjanya. Melalui ajudannya , Kim diperbolehkan masuk ke dalam ruang kerja Jenderal Lee.
"Selamat siang Jenderal Lee".
"Siang Jenderal Kim, silahkan duduk ya, mau minum apa?"
"Apa saja yang ada di sini,".
"Ohh iya bagaimana masalah pengiriman bantuan logistik untuk korban bencana di Ukraina".
"Sudah aku bereskan masalahnya dananya, dan lusa sudah bisa kirim ke Ukraina".
"Okay.., oh ya Jenderal Kim, aku ingin kau ikut aku ke Busan, ada yang harus kita kerjakan di sana, pihak militer Busan, meminta bantuan untuk mengatasi masalah terorisme yang ada di sana".
"Dadakan sekali ya, aku belum sempat membawa perbekalan".
"Tenang sajalah, nanti pakai saja bajukku, toh kita di sana tidak memakai pakaian resmi".
"Hmm..lalu bentuk ancamannya apa?"
"Ini dia tidak mudah, untuk itu pemerintah menugaskan kita, karena para teroris sudah menculik anak Presiden Korea Utara, dan saat ini disekap di suatu tempat".
"Hmm..kalau begitu, aku pulang dulu saja,aku tidak biasa memakai baju yang bukan milikku".
"Ya sudah ambil saja dulu pakaianmu, setelah itu, aku tunggu kau di bandara ya, tiket sudah disiapkan dari pagi tadi".
"Siap aku jalan pulang dulu kalau begitu, ambil beberapa baju dan peralatan".
"Okay... Aku juga mau langsung ke bandara ya, aku tunggu kau di sana Jenderal Kim".
"Siap ".
Sesampainya Kim di rumahnya, dia melihat Alena tak ada di setiap ruangan, Kim mencari Alena, dan ternyata dia baru pulang dari supermarket bersama nenek Yoon.
"Heii... Kau dari mana saja, aku cemas mencarimu tidak ada dimana - mana!"
"Kim... Aku mengajak Alena ke supermarket, kasian kau tidak pernah mengajaknya keluar, sudah jangan banyak pertanyaan, bantu bawakan sayurannya".
"Hmm... lain kali kabari aku dulu Alena".
" Bukk... Bukk", nenek Yoon memukul tongkat ke tubuh Kim".
"Awww... sakit nek, selalu nenek seperti ini".
"Berani sekali kau mengatur hidupku, harus mengabarimu, sudah Alena, kau lanjutkan memasak dulu, aku mau pergi lagi, ada urusan masalah pertunangan kalian".
"Baik nek".
Setelah nenek Yoon pergi, Kim menarik Alena ke kamarnya.
"Sini ikut aku dulu ke dalam, ada yang mau aku bicarakan".
"Ya Kim sayang".
"Mmuuaacchhh... Aku mau bilang, untuk beberapa minggu ke depan mungkin satu bulan aku harus bertugas ya, kamu jangan nakal, jaga diri baik-baik, pulang kuliah langsung pulang ya, sekiranya kamu mau pergi ke suatu tempat, nanti aku minta Min Yuk untuk selalu mengantarmu kemana pun kau pergi".
"Tugasnya pasti berat ya, Kim sayang, aku tidak mau kamu kenapa-napa, kamu dah makan siang belum, mmuuaacchhh"Alena mencium bibir Kim sembari memeluk lehernya.
"Hmm.. Ya tugas berat, menangkap teroris di Busan, tetapi diam ya, jangan cerita ke nenek Yoon, nanti dia kawatir, hmm berhubung aku akan pergi lama, aku mau kita bercinta dulu Alena".
"Hmm...aku doakan kamu bisa berhasil mengembas tugas ini ya, aku bakalan kangen berat sama Jenderal tampanku ini, marah-marahny kamu".
"Heheee.. Memangnya aku masih menyebalkan, aku jauh lebih merindukanmu, kamulah tempat kebahagiaanku, hmm...mmmuuaachhh".
"Masih terang Jenderalku".
"Tidak kenal waktu, kalau tentara sudah dalam adrenalinnya, hari ini aku ingin bersamamu, besok-besok kita sudah sulit bertemu, karena tugas yang aku emban ini".
"Mmuuaacchh... sabar Jenderal sayang, aku akan selalu menunggumu".
"Awas jangan pernah nakal selama aku bertugas, kau ingat apa konsekuensinya kan!"
"Konsekuensinya aku pasti akan dihukum".
"Yap dan selamanya aku akan membencimu, tidak ada kata maaf".
"Ya... Aku berjanji, aku akan selalu jaga tubuhku hanya untukmu".
"Buktikan saja, ingat aku banyak mata-mata, jadi jangan berharap bisa berbohong padaku".
"Mmuuaacchhh"Alena membuka bajunya dan melumat bibir sang Jenderal
"Uhhh... Slow Alena sayang, kamu itu ya selalu bisa bahagiain aku, inilah yang tidak bisa membuatku berpaling, hanya kamu yang bisa membahagiakanku".
"Kamu juga sama, kau itu seorang Jenderal yang selalu memegang kata-katanya, kalau sampai kau menduakan aku, aku akan mengalah pergi".
"Ssttt... Sudah ahh, jangan bicara ingin meninggalkanku, aku ini seorang prajurit negara, kata-kata yang aku pegang ".
Mereka pun bercinta dengan panas, ruang kedap suara yang sudah dirancang oleh sang Jenderal, membuat mereka puas berteriak sekencang-kencangnya dalam mendesah saat setiap kenikmatan bercinta mereka.
Berapa macam gaya mereka bisa lakukan, dan Alena lagi-lagi bisa memuaskan Jenderal Kim, mereka bercinta sangat lama, Jenderal Kim memang lelaki yang tangguh di atas ranjang, Alena pun bisa mengimbangi keganasan sang Jenderal.