Tak terasa waktu berjalan dengan sangat cepat, hari sudah gelap, jam sudah menunjukkan pukul 19.00. Jenderal Kim pun sudah menuju ke arah Markas Pusat, karena malam ini ketiga tersangka yang sudah bekerja sama dalam kasus penculikan akan dikirim menuju penjara kematian.
Lokasinya lumayan jauh dari kota Seoul, posisinya persis dekat dengan pulau Jeju. Disitulah ketiga tersangka akan ditindak sesuai dengan perbuatannya. Sesampainya Jenderal Kim di Markas Pusat, Jenderal Lee dan para prajurit pasukan segera berangkat menuju penjara kematian, dikawal oleh para prajurit pilihan Jenderal Lee.
"Hmm... Jenderal Lee, apakah penjara kematian sudah dibuka, sudahkah memberitahu para penjaga lapas di sana?"tanya Jenderal Kim.
"Aku rasa kalau kita hanya menaruhnya di sana, mereka bisa saja kabur suatu saat, aku ada rencana lainnya, bagaimana kalau kita masukan mereka dan tenggelamkan di pulau Jeju yang terkenal sangat menyeramkan kalau malam hari?"
"Ya baiklah aku setuju saja, setelah itu apakah kita harus kembali ke Busan, untuk membantu pengamanan di sana?"
"Setelah semua urusan kita selesai, kita harus kembali ke Busan, karena lusa sudah ada pertemuan para Perdana Menteri antar asia tenggara, kita wajib mengawal pertemuan penting ini, seluruh negara asia tenggara, yang menghadiri pertemuan penting ini, masing-masing membawa bala pasukan untuk menjaga dari ancaman teroris".
"Lalu kapan para Perdana Menteri lainnya hadir di Busan?"
"Tepatnya besok siang mereka sudah tiba semua di Busan, untuk itu malam ini kita harus selesaikan semuanya, begitu selesai kita langsung menuju Busan".
"Baiklah Jenderal Lee".
"Dan satu hal, sebentar lagi aku mungkin akan dipindahkan ke Busan, dan menjadi warga Busan, karena aku juga ada darah Busan, maka dari itu kau nanti akan menjadi satu-satunya Jenderal termuda di Korea Selatan, kau harus lebih waspada lagi, lebih banyak belajar lagi menjadi seorang Jenderal yang lebih bijaksana, tegas, karena kau akan memegang dua Markas, mulai bulan depan".
"Siap laksanakan Jenderal Lee, lalu apakah tidak ada calon lain, untuk dikirim ke Busan?"
"Setelah mengikuti seleksi, aku yang terpilih, lagi pula, aku lebih cocok berada di Busan, aku jauh lebih dibutuhkan di sana, aku yakin kau bisa mengemban tugas ini, aku juga yang mencalonkanmu sebagai penerusku, pemerintah pusat pun menyetujui, karena prestasimu tidak diragukan lagi, hanya saja kurangi kadar emosimu, seorang Jenderal harus memiliki wibawa, namun tetap harus bijaksana dan tegas dalam mengambil sebuah tindakan. Apabila nanti kau membutuhkan pertolongan, jangan sungkan untuk mendiskusikannya denganku, aku akan selalu siap membantumu, kau ahli dalam pertarungan, dan keahlianmu dalam mengatur strategi sudah tidak bisa diragukan lagi, buktikan kau bisa menjadi Jenderal terbaik, seperti kakekmu dulu, sebelum dipindah ke Busan".
"Siap Jenderal Lee, lalu kembali lagi dengan ketiga tersangka, dengan cara apa kita menenggelamkan mereka?"
"Hmm.. kita tenggelamkan mereka dengan tangan kosong tentunya, semua pasukan sudah siap, perbuatan mereka tidak bisa dimaafkan, kalau kita hanya kurung mereka di hutan kematian, mereka bisa saja berusaha menyelamatkan diri, dan penjara kematian saat ini sudah sulit untuk tembus ke sana, kalau bukan tersangka kasus besar, tidak bisa kita mengirim tersangka ke sana lagi, taruhannya apabila kita memaksakan tidak mengikuti peraturan, apabila ada yang membocorkan, pemerintah pusat akan mencopot jabatan kita".
"Ternyata tidak semudah itu ya Jenderal Lee".
"Ya begitulah, mau tidak mau kita harus mengikuti rule yang berlaku, kalau kita nekad mengambil keputusan sendiri, bisa membahayakan jabatan kita sebagai Jenderal terbaik".
"Lalu masalah menenggelamkan ketiga tersangka, apakah sudah ada ijin dari pemerintah pusat?".
"Tenang aku sudah atur semuanya, sudah dapat ijin untuk menindak mereka, namun akan kita palsukan kematian mereka, bukan karena tenggelam, melainkan karena kursi listrik, dan pemakaman mereka akan kita urus sekalian malam itu juga, kita kuburkan menjadi satu liang lahat, di lokasi dekat pulau Jeju".
"Hmm... aku sudah tidak sabar melihat mereka merasakan apa yang Alena rasakan".
"Tenang Jenderal Kim, yang terpenting hal ini jangan sampai tercium polisi, karena ada beberapa oknum polisi yang bekerja sama dengan beberapa pejabat nakal yang mengincar posisi jabatan kita, aku tahu, karena aku memiliki kekasih yang bekerja sebagai interpol di Departemen Kepolisian Korea Selatan".
"Hmm... aku pasti akan menemukan siapa dalang dari teroris ini, pasti ada dalang utama yang mendanai teroris ini untuk mengancam keamanan Busan".
"Tentu saja itu tugas kita mengungkapnya, dan pasti ada beberapa anggota kita dan juga anggota kepolisian yang berada di balik semua ini, kau tentu tahu, enam bulan ke depan, ada pencalonan Jenderal periode baru, kau harus terpilih lagi, dan tahun ini kau harus memegang Markas Pusat juga, jangan sampai rakyat memilih orang yang salah, bisa membahayakan negara kita tentunya, kita semua tahu dunia politik sangat kejam sekali, di semua negara, pasti merasakannya".
"Siap Jenderal Lee, namun kita harus bisa bermain cantik di sini, kita juga harus punya mata-mata yang bisa memberikan validasi informasi kepada kita".
"Itu tugasmu, kau lebih pandai dalam mengatur strategi, aku serahkan semua tugasku sekarang kepadamu, karena beberapa bulan ke depan aku resmi pindah ke Busan, kau harus bisa menjadi Jenderal terbaik, meskipun nyawa kita jadi taruhannya".
"Siap Jenderal Lee, setelah mengurus ketiga tersangka ini, aku akan kerahkan tim untuk mendakan pertemuan untuk rencana membuat strategi".
"Ingat berhati-hatilah, dengan para prajuritmu sendiri, bisa saja diantara mereka ada yang menyamar menjadi mata-mata".
"Ya karena masih banyak para abdi negara yang masih tergiur akan siap dari para pejabat nakal, yang ingin menduduki politik ini, dunia politik yang sangat menggiurkan namun bisa juga kita terjebak dalam dunia politik itu sendiri, sudah banyak kasus yang menjadi korban kambing hitam, sementara pelaku aslinya masih bisa dengan bebas berkeliaran dalam sebuah penyamaran dan topeng mereka".
"Dan aku mendengar sudah banyak kecurangan di negara kita, kita sebagai tentara, dan satu-satunya pasukan yang ditakuti dengan kekuatan membentengi negara, kita yang harus lebih cerdas dalam menyusun strategi serta mengamankan negara dari segala kecurangan, kita harus lebih cepat menindak para tikus-tikus rakyat yang juga menyengsarakan banyak rakyat".
Selang beberapa jam, akhirnya mereka tiba di pulau Jeju. Ketiga tersangka yang sudah terikat dan tertutup matanya dengan kain hitam, segera dibawa ke dalam pulau, untuk ditenggelamkan. Beberapa prajurit pilihan, membuka pembungkus kepala mereka, Jenderal Kim yang sudah geram, sudah tidak sabar melihat kematian mereka bertiga.
"Hmm... sebelum kalian bertiga ditenggelamkan, mintalah pemgampunan dulu, waktu kalian hanya tersisa lima menit, untuk berdoa".
"Ampun Jenderal Kim, maafkan saya, saya berjanji tidak akan mengulanginya lagi" teriak Yoe Xien kepada Jenderal Kim
"Dasar pelayan bodoh, mati saja kau takut, menyesal aku memilihmu menjadi anak buahku"jawab Wu Jin
"Jenderal Kim, kalau saya mati, bagaimana nasib anak dan istri saya, mereka masih memerlukan saya".
"Tutup mulut kalian semua, semudah itu kalian meminta maaf, lalu dimana akal sehat kalian bertiga saat berkolaborasi menjadi penjahat, kalian pikir aku perduli dengan keluarga kalian, dan kau Yoe Xien, kau adalah seorang pelayan yang tidak tahu diuntung, prajurit tenggelamkan mereka semua sekarang, jangan berikan mereka hidup dan berada di dunia ini lagi".
"Siap Jenderal Kim"seru para prajurit.