Satu bulan kemudian, tak terasa waktu cepat berlalu, semenjak kejadian penculikan itu, Alena tidak diperbolehkan lagi pergi sendirian, dia selalu dikawal oleh seorang supir sekaligus salah satu ajudan Jenderal Kim, yaitu Min Yuk.
Sabtu ini Alena pulang kuliah lebih awal, karena dia dan Jenderal Kim akan pergi makan malam bersama di salah satu restoran langganan keluarga Jenderal Kim. Rencananya akan ada acara tambahan juga yaitu pertunangan Jenderal Kim dan Alena.
Namun sepulangnya Alena dari kampus, dia dikejutkan dengan kehadiran seorang wanita cantik, dengan tubuh tinggi bak seperti foto model, dan terlihat memasuki ruang kerja Jenderal Kim.
Secara perlahan Alena melangkah dan ingin mencari tahu siapa wanita itu, terdengar suara Jenderal Kim, seperti mengusir wanita itu. Sesampainya di depan ruang kerja Jenderal Kim, Alena tak sengaja mendengarkan pembicaraan mereka.
"Kim...aku mohon tinggalkan dulu pekerjaanmu, aku ingin bicara penting".
"Angelica..bisa tidak kau jangan menambah masalah, aku selalu bilang jika kau butuh sesuatu, jangan pernah kau datang ke rumahku!"
"Kim...aku hamil anakmu, ini surat hasil cek dokter kandungannya".
"Hah...kau hamil, omong kosong, bagaimana bisa, aku hanya menyentuhmu satu kali dan saat itu aku sedang tidak sadar".
"Kau berpikir aku membohongimu, kau ini sama saja dengan lelaki lain, yang hanya mau enaknya saja, selama kejadian panas di ranjang apartemenmu itu, aku tidak pernah tidur dengan siapapun, kau lupa, saat itu kau yang menggendongku dan kau juga yang begitu ingin bercinta denganku".
"Tidak mungkin... bisa secepat itu, saat itu aku sedang dalam pengaruh entah tahu apa itu, yang jelas itu bukan anakku, kau jangan mengada-ada ya Angelica".
Tak lama Alena masuk dengan air mata yang menetes, lalu menampar Jenderal Kim.
"Plakkk", kalau memang dia mengandung anakmu, kau harus bertanggung jawab, ternyata kau sama saja dengan lelaki lainnya, aku menyesal sudah mencintaimu Jenderal Kim".
"Heiii...siapa gadis muda nan lugu ini, kau siapa, beraninya menampar Kim".
"Tutup mulutmu Angelica, Alena mari kita bicara, aku jelaskan semuanya padamu, apa yang kau dengar jangan langsung kau cerna, ijinkan aku menjelaskannya ya, aku tidak pernah mempermainkanmu, aku sangat menyayangimu melebihi nyawaku sendiri, ayo kita bicara di kamar".
Perasaan Kim dan Alena sedang tidak baik. karena kehadiran Angelica sore ini di rumah Kim. Sehingga mereka sampai lupa tidak menutup rapat pintu kamarnya, Angelica dengan sengaja menguping pembicaraan Jenderal Kim dan Alena dan merekam semua percakapan mereka.
"Heii..sayang..Alena dengarkan aku dulu, hapus air matamu".
"Kalau memang dia mengandung anakmu, kau harus bertanggung jawab Jenderal".
"Ya Tuhan..sungguh kejadian ini dibawah alam sadarku, saat waktu itu dia meminta pertolonganku, aku seperti terpengaruh sesuatu, jujur aku minta maaf dari lubuk hatiku yang paling dalam, maafkan aku selama ini yang tidak pernah memberitahumu, dia adalah mantan kekasihku, aku memintanya tinggal di apartemenku, karena dia sudah diusir oleh suaminya, pagi itu aku yang bodoh, namun seperti terpengaruh dan tiba-tiba terangsang, aku mohon maaf Alena, aku tidak pernah ada rasa lagi untuknya, aku hanya iba padanya, hikkksss...hikkkkss"Jenderal Kim menangis sembari menunduk
"Sudahlah..kalau memang sudah ada bukti kedokterannya, itu sudah pasti anakmu, lagi pula aku hanya istri kontrakmu, aku hanya istri di atas sebuah perjanjian, jadilah lelaki yang bertanggung jawab".
"Tidak..aku tidak mau menikah dengannya, aku harus cek ulang keafsahan surat keterangan dokter kandungan itu".
"Jenderal...kau ini seorang tentara, kau harus bertanggung jawab setiap perbuatan yang kau lakukan, jangan pernah meragukan kalau janin itu adalah anakmu, aku ikhlas akan mengalah, dan masalah pertunangan kita, batalkan saja, aku tidak mau berbahagia dia atas penderitaan wanita lain, aku pun seorang wanita, aku merasakan apa yang dirasakan Angelica, suka atau tidak, kau harus bertanggung jawab, tidak ada bekas ayah, kau adalah ayah dari janin yang dikandung Angelica".
"Alena...bagaimana kalau sampai nenek tahu, tidak mungkin tiba-tiba aku menikahi Angelica, apalagi sampai dia mendengar Angelica hamil".
"Jenderal Kim...aku pun sangat menyayangimu, walau terkadang emosionalmu sulit ditebak dan menyebalkan, aku sudah nyaman denganmu, namun nasi sudah menjadi bubur, kau harus bertanggung jawab Jenderal, masalah nenek Yoon, biar aku yang bicara baik-baik dengannya".
"Hmm..dimana nenek sekarang Alena?"
"Nenek mungkin sedang kontrol ke dokter kalau sore begini, tadi sudah kirim pesan singkat, sudah arah pulang, lebih baik Jenderal Kim, kau bawa Angelica pulang ke apartemen dulu, aku tidak ingin kalau nenek sampai melihat Angelica, nanti penyakit jantungnya pasti kambuh, kita sangat tahu, nenek tidak pernah sedikit pun menyukai Angelica".
"Hufftt...pusing kepalaku Alena, malam ini kita akan mengadakan pertunangan, namun harus dibatalkan, karena kesalahan bodoh yang aku lakukan, bodoh...bodoh"Jenderal Kim sembari menampar wajahnya sendiri
"Sudah..sudah Jenderal Kim. Jangan menyalahkan dirimu sendiri, apa yang sudah terjadi tidak bisa diputar kembali, ya jujur hatiku sedikit teriris melihat lelaki yang aku cintai, pernah tidur dengan wanita lain dan menyembunyikan sebuah kebenaran, Jenderal Kim, aku mohon, ini terakhir kalinya kau melukaiku, belajarlah berkata jujur walaupun itu menyakitkan, awalnya memang aku belum begitu sayang denganmu, karena mengingat saat-saat kau sedang menyebalkan, tetapi saat kejadian penculikan itu, hingga saat ini cinta dan sayangku kepadamu bertambah Jenderal Kim".
"Terima kasih, aku juga tidak pernah mau kehilanganmu, maafkan aku Alena, sungguh maafkan aku".
"Ya sudah aku ingin merapikan diri dulu, lebih baik Jenderal Kim, bawa pulang Angelica, aku tidak ingin sampai penyakit nenek Yoon kambuh, melihat keberadaan Angelica".
"Alena...kau mulai dingin padaku, apakah kau sangat terluka, maafkan aku".
"Jenderal Kim, aku dulu memang petualang cinta, namun disaat aku ingin belajar setia, tetapi dilukai, seperti luka yang tak berdarah, tak terlihat, namun hanya aku yang bisa merasakannya, aku butuh waktu sendiri dulu"Alena meminta Jenderal Kim keluar dari kamarnya
"Alena...".
"Aku mohon Jenderal Kim, keluarlah dulu, bawa pulang Angelica ke apartemenmu, aku butuh waktu untuk sendiri"
Kim pun merasakan sakit, dia lebih baik ditembak puluhan peluru, dari pada dia melihat wanita yang dia sayangi, mulai dingin padanya, itu semua karena kebodohan Jenderal Kim, yang dengan mudahnya percaya begitu saja kepada Angelica, yang selalu memiliki segudang rencana untuk menghancurkannya, dan kali ini hubungan Alena dan Jenderal Kim, sudah mulai retak.
Wajah Kim penuh air mata, namun dia begitu kesal melihat kehadiran Angelica.
"Pak Choi...datang sekarang"Jenderal Kim memanggil Pak Choi
"Ya Jenderal Kim ada apa, ada yang bisa saya bantu?"
"Cepat kau antarkan wanita ini, pulangkan dia ke apartemenku, sebentar lagi nenek tiba di rumah, aku tidak ingin nenek melihat wanita penganggu ini, nenek baru kontrol jantungnya, aku tidak mau kalau sampai penyakit nenek kambuh".
"Baik Jenderal Kim".
"Kim...kau tidak bisa lari dari tanggung jawabmu, kenapa kau jahat sekali Kim, lihat saja nanti, aku akan datang lagi, kau harus menikahiku".
"Angelica...kau bisa diam tidak, kau selalu saja membuatku pusing dengan semua ulahmu, setelah aku selesaikan urusanku, aku akan mengabarimu".
"Mari nona Angelica, saya antarkan kembali ke apartemen".
"Cepat Pak Choi, bawa dia keluar dari sini, nenek Yoon sebentar lagi sampai".
"Siap Jenderal Kim".
Tanpa diketahui Kim, ternyata Angelica lebih cepat mengambil tindakan liciknya, dia masih menyimpan nomor nenek Yoon, saat Kim tertidur waktu bercinta dengan Angelica, dia mencari nomor nenek Yoon, lalu Angelica mengirim semua rekaman video percakapan Jenderal Kim dan Alena yang membahas masalah pernikahan kontrak, tak lupa Angelica juga mengirimkan foto bukti surat keterangan dokter, kalau Angelica sedang mengandung anaknya Jenderal Kim".