"Gimana sama Mayya?" Dia menatapnya dengan penuh kemarahan, jika yang berdiri di depannya sekarang ini bukan kakak tirinya, jika bukan kata ayahnya dia harus menghormati Pritam apapun alasannya, Ranu pasti sudah menonjok habis wajahnya. Dia tidak bisa melihat semua itu dan diam saja, seakan-akan dia tidak pernah tahu apapun. Pada kenyataannya dia mengetahui semua cerita yang ada di sini. Dia seperti saksi bisu yang tidak bisa melakukan apapun selain hanya membentak dan memberi ancaman dengan caranya sendiri.
Ranu jadi serba salah pada keadaan, dia ingin melawan tetapi posisinya tidak jauh lebih kuat dari sang kakak. Bisa-bisa ayah dan ibunya bertengkar hebat karena ini.
"Itu akan menjadi urusanku, jadi jangan memikirkan hal-hal yang tidak perlu kamu pikirkan." Pritam menjawab dengan seadanya.