BRAK!
BRAK!
PRANG!
Suara benturan kap mobil terdengar beruntun. Seluruk kaca pecah, mobil sedan itu terpental ketika menabrak sesuatu yang berkali-kali lipat lebih besar darinya.
Svard membuka matanya perlahan, mengangkat wajahnya yang masih berlindung di balik air bag dan kemudi.
Ia tidak terluka parah, hanya pelipisnya yang berdarah-darah akibat sebuah kaca menancap di sana. Svard juga tidak kesakitan, tapi lain halnya dengan Andrea di sampingnya.
"A-Andrea!"
Svard lekas melepas seatbeltnya, keluar dari mobil. Kerumunan orang terlihat di sana, seiring sura ambulance yang juga mulai terdengar mendekat.
"Astaga, apakah itu Calle Svard?"
"Bagaimana bisa dia baik-baik saja setelah terpental dan terseret jauh?"
Melihat Svard yang dapat berdiri, bahkan berjalan normal, orang-orang itu heran. Tapi Svard tak peduli, ia segera memeriksa Andrea.
"Andrea... Andrea? Buka matamu, kumohon!"