"Aku hanyalah hamba dan remaja mudah terinpeksi rasa aneh yang bergetar di dinding hati. Aku berusaha sekuat baja namun imanku setipis daun padi, aku ingin tidak bersentuhan karna bukan muhrim namun aku bermaksiat di dalam hati dan fikiran karna membayangkanmu. Aku tidak merendahkan orang yang berpacaran karna itu manusiawi dan hak masing-masing, jaman sekarang bersalaman pun dengan yang bukan muhrim lumrah dan sudah menjadi tradisi untuk saling menghargai dan menghormati. Aku setuju itu namun hakikatnya aku menjaga diriku sendiri antara aku dan nafsuku. Jadi aku kembali melamarmu!" tegas Farhan, Indana tersenyum.
"Tidak, aku menolak lamaranmu. Walau dulu aku bercadar aku juga bermasyarakat dan tidak membedakan keyakinan orang lain dalam beribadah. Karna Nabi Muhammad SAW pun mengajarkan kepada kita tentang cerita pengemis buta yahudi, di situ sangat jelas ceritanya bahwa kita harus saling menyayangi dan mengasihi. SubhanaAllah Maha Adil Allah." jelas Indana.