Setelah kepergian ibunya, Arabella masih tidak bisa memejamkan mata. Besok dia akan sah secarab agama dan negara menjadi istri dari seorang pria yang disukai hampir seluruh perempuan di negara Aklesia. Kabar yang paling menegangkannya ialah pernikahan yang dia jalani besok hanya sekadar formalitas, artinya ada perjanjian di atas kertas putih.
Arabella menatap langit-langit di ruangan kamarnya. Berkali-kali ia mencoba memejamkan mata, tetapi pikirannya malah terus bekerja memikirkan nasib yang kelak akan ia jalani di dalam kehidupan pernikahan ini.