Dua puluh menit sudah Qonin hanya memelototi ponselnya, setelah dia mengirim jawaban yang panjang lebar tadi tidak ada balasan tadi Zanqi meski status ponselnya dalam keadaan online.
"Jadi dia marah ya??" gerutu Qonin menghela napas berat, dia sudah ingin memencet gambar telepon karena tangannya gatal untuk mencari tahu apakah Zanqi benar marah.
"Aisshh, lupakanlah!!" gerutu Qonin yang justru melempar ponsel ke sisi ranjang lain, dia menutupi wajah dengan kedua tangannya itu berusaha menekan seluruh rasa ingin tahunya yang tinggi.
Suara ketokan pintu berasal dari luar itu membuat Qonin cukup menoleh ke sumber suara, laku dia mendengar Satrio yang berteriak, "Mbak!! Buka pintunya!!"
"Cih!! Ngapain sih anak ngeselin itu?" gumam Qonin malas meladeni Satrio, karena kalau tidak diminta mengerjakan tugas sekolah, pasti minta digantikan untuk tugas lainnya yang kadang membuat Qonin merasa harus tega membiarkan adiknya itu kesulitan.
