Ponselnya berdenting bersamaan dengan lift yang terbuka. Seraya melangkah masuk. Aneska mengusap layar ponselnya. Mendapati satu chat masuk. Membacanya sekilas kemudian menyimpannya kembali ke saku celana.
Reygan : Lantai 41, langitnya bagus.
Tanpa berpikir, dia memencet angka empat puluh. Seharian ini dia suntuk. Mungkin langit malam yang bagus --yang sempat dia abaikan ketika perjalanan pulang-- bisa membantu mengenbalikan suasana hatinya. Badannya yang lelah menyandar di dinding lift yang dingin.
Tiba di lantai empat puluh, Aneska menaiki anak tangga, menuju pintu besi di ujung kiri. Angin segera menerpa wajahnya ketika pintu besi itu dia dorong. Lalu mendapati punggung yang takzim menatap ke kejauhan. Barangkali tidak menyadaei seseorang datang di belakangnya.
Dengan pelan, Aneska mendekat. Memasukkan kedua tangannya ke dalam saku jaket. Ternyata dingin di atas sini. Rambutnya yang dia biarkan tergerai dijadikan mainan oleh angin.