Jalanan ibu kota di pagi hari cukup lengang. Tanggal merah. Banyak penduduk kota yang berlibur ke luar kota. Melupakan penatnya kemacetan ibu kota. Meninggalkan bertumpuk pekerjaan yang nyaris membuat tenggelam. Tapi mungkin saja, di antara gedung-gedung pencakar langit, ada yang masih terpengkur di kubikel. Berkutat dengan pekerjaan yang tidak ada habisnya.
Sonia membuka jendela di sampingnya. Menghidu aroma pagi yang bercampur dedaunan. Sepanjang kanan dan kiri, penuh dengan pepohonan hijau. Di bangku kemudi, Reygan melakukan hal yang sama. Membuka jendela, membiarkan udara sejuk membelai pipi.
Dua jam berselang, mereka sampai di sebuah rumah di kaki bukit. Dewi turun dari mobil dan melangkah cepat, menyambut pelukan wanita renta di beranda rumah. Sonia menyusul mamanya. Sementara Reygan membuka bagasi, menurunkan dua koper dan satu paper bag besar.
"Ini siapa?" Wanita renta itu bertanya ketika Reygan sampai di beranda.