"Baru pulang, Nes? Aku telepon dari siang kamu nggak angkat-angkat."
Aneska melempar tasnya sembarangan ke atas kasur setelah menerima telepon dari seseorang yang jauh di Bandung. "Aku baru aja sampai rumah, diantar sama Ari."
"Cieee yang sekarang mau diantar-antar. Biasanya juga kamu nolak."
"Orang rumah pada sibuk. Daripada aku diculik, ya udah aku terima aja tawaran Ari." Tanpa mandi terlebih dahulu, Aneska langsung melompat ke atas kasur. Dia tengkurap dan menempelkan ponsel di telinga.
"Dih, siapa juga yang mau nyulik kamu."
"Gini-gini aku juga cantik, Rey. Banyak yang antre." Aneska mulai melantur. Dia sebenarnya sudah lelah dan mengantuk. Sehingga bicara ke mana-mana. Sama sekali tidak nyambung. Apa hubungannya diculik dengan cantik? Penculik tidak memandang cantik atau tidak. Yang ada kaya atau tidak.
"Gimana Ospek hari ini, Nes?"
"Gitulah. Malesin banget, deh. Pokoknya ribet. Kamu mah enak, nggak ada Ospek segala."