"Mama ingin bicara sekali lagi sama kamu, secara baik-baik." Diana duduk berhadapan dengan Reygan yang menatapnya dalam. "Tolong kali ini dengarkan Mama."
Reygan menurut, dia diam kali ini. Di luar sedang turun hujan. Diana pulang sebelum hujan turun kian menderas. Dia mendapati anak lelakinya yang berseragam lengkap, tertidur lelap di sofa ruang tengah.
Dia ingin mengajak bicara Reygan sekali lagi, tanpa amarah. "Ini kebahagiaan yang Mama cari, Rey. Mama tahu kamu sulit menerima ini, Mama paham. Tapi Mama nggak bisa mencegah hal ini. Katakanlah Mama egois, Mama telah menyakiti banyak orang. Tapi ini juga sukit buat Mama, Rey. Semuanya sudah sejauh ini, Mama nggak bisa berhenti dan mundur begitu saja." Sejenak Diana mengambil napas. "Mama pikir kamu akan mengerti, Rey. Kamu bukan lagi anak kecil, kamu sudah sebesar ini. Bahkan kamu sudah mandiri. Mama banyak berharap jika kamu akan menerima keputusan Mama."
"Keputusan yang mana?" Reygan tidak tahan, dia akhirnya bersuara.
