Ada yang berbeda pagi ini. Bukan. Bukan karena insiden Burhan kemarin. Tapi ada hal lain yang membuat gempar satu sekolah pagi ini. Yaitu, pemandangan Aneska yang turun dari mobil Reygan. Tidak cukup itu saja, ketika keduanya berjalan di koridor kelas, tawa keduanya pun berderai.
Aneh, kan?
Rani sampai menjatuhkan tiga buku paket di tangannya hingga berhamburan di lantai. Dia yang berhenti menunggu Aneska di anak tangga, seketika menganga.
"Tunggu," kata Rani lirih.
Keduanya pun semakin dekat. Tapi tawa mereka justru semakin renyah, membuat Rani menatap ke arah mereka ngeri.
"Tunggu!" Rani berkata lebih keras.
Aneska berhenti, bukan karena teriakan Rani. Tapi karena kakinya menginjak buku tebal.
"Gue duluan." Reygan berucap demikian kemudian berlalau. Dia sempat menepuk bahu Rani ketika melewati perempuan itu, membuat Rani menelan ludah.
Jadi ini hikmah dari kejadian kemarin?"
"Kenapa?" Aneska memunguti buku Rani di lantai.
"Kalian pacaran?"