Bab 85
Pukul delapan tepat, aku sudah duduk santai menunggu panggilan dari balik pintu yang sedang tertutup di depanku.
Kantor HRD, jelas tertulis di pintu berwarna cokelat itu. Di dalam ruangan itu sudah ada satu orang pelamar yang sedang di wawancarai.
Tak lama kemudian dia pun keluar dengan wajah lesu. Itu berarti dia tidak diterima. Aku tahu karena mbak cantik yang menerima kami tadi mengatakan kalau wawancara di kantornya bersifat langsung.
Jadi saat wawancara, akan langsung dinilai apakah pantas diterima atau tidak. Pihak perusahaan akan langsung memutuskan saat itu juga dan aku suka wawancara kerja seperti itu. Setidaknya aku langsung tahu diterima atau tidak tanpa berharap berhari-hari seperti di perusahaan lain.
Satu orang lagi dipanggil masuk ke dalam ruangan, setelah itu barulah giliranku. Wawancara berlangsung seperti biasa. Mereka banyak bertanya tentang pekerjaanku saat di kantor pak Arfan dulu.