Bab 33
Untung saja temannya Aleysa hanya mengalami luka di lutut saja. Orang tuanya juga memaklumi kalau anak-anak memang suka bertengkar dan tidak memperpanjang masalah itu.
Aku yang terpaksa membatalkan rapat di kantor pun meminta maaf pada mereka. Masalah selesai dan aku pun membawa pulang Aleysa yang hanya diam saja sejak tadi. Mungkin dia takut dimarahi sehingga memilih untuk diam saja.
Kami sudah tiba di rumah, Aleysa turun tanpa bicara juga. Aku harus kembali ke kantor karena rapat aku undur setelah makan siang.
Pintu depan terbuka, tampak Intan memandang kami dengan heran.
"Lho, kok Aleysa sudah pulang?" tanya Intan saat Aleysa melintasinya.
Aku hanya menggeleng saat Aleysa tak menjawab pertanyaan Intan. Dia malah melengos lalu masuk ke dalam rumah dengan tergesa. Sekarang, Intan memandangku meminta jawaban.
Aku pun turun dari mobil lalu mendekati Intan.
"Aleysa kenapa, Pak?" tanya Intan.