"Gue nggak bisa." Aku membuang muka ke lain arah, Riko seakan memaksaku melakukan itu. Padahal, sebelumnya aku sudah meminta kedua sahabatku turut membantu.
"Kenapa? Apa kak Ocha mau jadi cewek nggak bener kalo kontrak itu habis. Sebentar lagi semua orang bakalan tahu kalo kak Ocha itu nggak bener. Nikah hanya sekadar jadi rahim pengganti doang, gue nggak setuju, sama sekali nggak setuju." Riko mendesakku dengan nadanya meringis pilu. "Kak Ocha, gue mohon, lepasin Jose atau minta dia buat nikahin kakak dengan benar!"
"Sebelum itu, kita kudu cari tahu dulu. Gue bisa nyimpen rahasia ini, gue janji." Riko berhenti, berikut napasnya sedikit terengah karena kesal kepadaku.
Sementara tubuhku tak berani membalas tatapan adik sepupuku, sedangkan Meila sontak berdiri mematung tak berdaya. Gadis itu hanya memandang kami dengan rasa bersalah, tidak tahu-menahu.