Chereads / Benar-Benar Cinta / Chapter 18 - Taman Bermain

Chapter 18 - Taman Bermain

"Tapi ya sudahlah, apa gunanya sih kita bersedih terus? Lebih baik kita bangkit kan, dan memperbaiki apa yang salah itu?" tukas Clara dengan santai.

Alex mengangguk setuju, ia juga berpikir seperti itu sih. Walaupun nyatanya ia malah kebawa emosi dan marah, tapi sebenarnya jauh di dalam hatinya ia ingin semua masalah itu selesai.

"Mungkin lo benar, lebih baik bergerak menyelesaikan masalah daripada terus diam tanpa melakukan apapun!" jawab Alex dengan suara seriusnya.

Clara mengangguk paham, ternyata Alex cukup dewasa untuk memikirkan masalahnya. Clara pikir Alex hanya pria remaja yang bertingkah semaunya, tapi nyatanya pria itu juga memiliki masalahnya sendiri.

"Oh iya, tumben lo tidak kumpul dengan teman-teman menyebalkan lo itu? Padahal ini hari libur," tanya Clara mengalihkan pembahasan mereka yang menyedihkan.

"Tadinya gw mau ajak mereka nongkrong di luar, tapi ternyata malah seperti ini. Sekarang rasanya malas sekali untuk pergi kemana-mana dan hanya ingin diam sendiri di tempat yang tenang," jawab Alex seadanya.

Clara mengangguk paham, lalu tiba-tiba sebuah ide terlintas di otaknya.

"Gw malah lagi bosan diam di rumah, mending lo ikut gw ya?" ajak Clara pada Alex.

"Kemana?" tanya Alex dengan serius.

"Suatu tempat yang asik pokoknya, tapi lo yang antar ya?" jawab Clara dengan senyumannya.

"Pantas ngajak gw, ada maunya!" protes Alex malas.

"Ya gak apa kan? Hitung-hitung dapat tumpangan gratis, gimana?" balas Clara dengan tawa kecilnya.

"Ya udah iya! Gw juga lagi malas pulang ke rumah," jawab Alex setuju.

Akhirnya Alex dan Clara pun melangkah keluar dari taman, lalu mereka naik ke mobil Alex yang terparkir di depan taman. Lalu Alex melajukan mobilnya menuju ke suatu tempat, dimana Clara yang mengarahkan jalannya. Setelah beberapa saat akhirnya mereka tiba di tempat tujuan, yaitu sebuah taman bermain untuk umum.

"Yang benar saja, kita bukan anak-anak lagi tau. Masa iya mainnya ke tempat main anak-anak sih?" protes Alex tidak setuju dengan tempatnya.

"Siapa bilang hanya anak-anak yang boleh main di sana? Sudah ikutin gw aja, nanti juga lo akan tau kok gimana serunya main di sini. Jadi jangan banyak komentar, ayo turun!" jawab Clara dengan wajah malasnya.

Alex masih tidak percaya dengan perkataan Clara, tapi ia tetap menurut dan turun dari mobil. Clara melangkah lebih dulu untuk membeli tiket, lalu Alex menyusulnya dan membayar biaya tiket itu.

"Kok jadi gw yang bayar?" protes Alex lagi pada Clara.

"Sekali-sekali traktir gw kenapa si? Masih untung gw mau temenin lo ke sini, ayo masuk!" balas Clara dengan wajah santainya.

Alex menampilkan wajah herannya, bukannya tadi Clara yang berkata ingin ke tempat itu? Kenapa sekarang malah jadi di balikkan faktanya? Seolah-olah Alex yang memaksa Clara untuk ikut dengannya.

"Dih, berobat lo. Kan lo tadi yang ngajak gw ke sini, kenapa jadi gw yang seolah-olah paksa lo ikut ke sini?" jawab Alex penuh penekanan.

Clara hanya menampilkan senyum lebarnya, lalu ia menarik Alex masuk ke dalam area wisata keluarga itu.

"Sudahlah, kebanyakan protes deh. Ayo masuk, dan kita main sepuasnya!" balas Clara sambil menarik Alex ke tempat salah satu wahana.

Alex dan Clara berada di salah satu wahana bernama Kora-Kora, sebuah wahana berbentuk perahu yang cukup besar dan di goyangkan ke kiri ke kanan seperti sedang menerjang ombak di lautan.

"Yang benar saja, lo mau naik wahana itu?" tanya Alex tidak yakin.

"Iya, kenapa? Lo takut?" jawab Clara menantang Alex.

"Dih siapa yang takut, ayo kita naik!" balas Alex menerima tantangan Clara.

"Oke, ayo!" jawab Clara dengan semangat.

Alex dan Clara pun mendapat tempat duduk berdampingan, lalu wahana itu mulai bergerak perlahan hingga mengayun begitu tinggi. Clara yang tadinya biasa saja mulai merasa takut, begitu juga dengan Alex. Tanpa sadar tangan mereka saling menggenggam erat karna ketakutan, apalagi teriakan pengunjung lain begitu terdengar hingga menambah kesan seram wahana itu.

Beberapa menit kemudian wahana itu berhenti, lalu Alex juga Clara turun dari wahana dan melangkah menjauh. Mereka menenangkan diri yang terasa tidak baik, apalagi bahu mereka masih bergetar karna rasa takut yang tiba-tiba menyerang mereka saat wahana bergerak.

"Astaga, ternyata seseram itu menaiki kora-kora!" gumam Clara masih shock.

"Wah gila! Bahu gw masih merinding aja," lanjut Alex sambil mengelus bahunya sendiri.

Clara tertawa kecil, memang benar jika wahana itu menyeramkan. Tapi di balik semua itu rasanya sungguh menyenangkan, mereka bisa berteriak sepuasnya tanpa takut ada orang yang akan marah.

"Takut si emang, tapi seru gitu rasanya. Ya kan?" ungkap Clara dengan senyumnya.

"Lumayan, beban di hati gw kayak terangkat karna berteriak terus tadi," jawab Alex dengan senyum tipisnya.

"Kita cari wahana lain, gimana?" ajak Clara lagi masih merasa penasaran.

"Siapa takut? Ayo kita cari permainan yang menantang," balas Alex setuju.

Merasa ketagihan, akhirnya Alex dan Clara mencari wahana lain yang lebih menantang. Lalu mereka tiba di wahana Roller Coaster, tentu semua orang sudah tau wahana apa itu.

"Kalau ini gimana?" usul Alex pada Clara.

"Boleh di coba, sepertinya lebih seru?" jawab Clara dengan seringainya.

"Oh jelas, ayo!" balas Alex ikut menampilkan seringainya.

Setelah menunggu beberapa saat, akhirnya Alex dan Clara mendapat bagian untuk naik ke wahana roller coaster. Bahkan mereka dapat tempat paling depan, dimana semua orang menghindari tempat itu. Tidak lupa mereka memakai sabuk pengaman, baru setelah keamanan terjaga wahana mulai di gerakan.

Kereta panjang itu mulai bergerak perlahan mengikuti arah rel, hingga akhirnya tiba di sebuah rel yang menurun di sanalah tantangannya di mulai. Kereta melaju dengan cepat melewati rel yang tidak biasa, hingga membuat siapapun yang menaiki kereta itu berteriak histeris.

Hal yang sama juga terjadi pada Alex dan Clara, apalagi mereka berada di tempat yang paling depan. Tentu rel menurun itu terasa mengguncang jantung mereka, seakan-akan mereka akan terjun bebas dari wahana itu. Teriakan demi teriakan menemani perjalanan mereka, hingga akhirnya kereta kembali tiba di pintu awal.

Alex dan Clara turun dari wahana itu dengan wajah yang sama-sama shock, bahkan rambut Clara sampai berantakan karna perjalanan wahana yang luar biasa.

"Wahana ini benar-benar keren, jantung gw rasanya kayak mau copot!" ungkap Alex apa adanya.

"Iya, gw juga gitu. Parah sih kejutannya bikin semua yang naik jadi shock berat," sambung Clara mengakui.

Alex melirik Clara sesaat, lalu ia tertawa kecil saat melihat rambut Clara berantakan ke sana kemari.

"Astaga, itu rambut apa benang kusut?" ledek Alex.