Chereads / Benar-Benar Cinta / Chapter 12 - Di Curangi

Chapter 12 - Di Curangi

Max mulai melayangkan kakinya ke arah kopling Alex, agar motor Alex terhenti dan tidak lagi bisa melanjutkan balapan itu. Memang licik sekali caranya, tapi dari sudut pandang penonton awam Max hanya memepet motor Alex untuk mendahuluinya. Sehingga nama baik Max tetap ada, walaupun citranya memburuk di mata pembalap lainnya karna sudah berbuat curang.

Alex yang menyadari niat busuk Max itu langsung menampilkan seringainya, lalu ia menambah laju motornya melewati beberapa tikungan terakhir. Alex tidak sedikitpun memberi celah untuk Max mendekatinya, juga ia langsung menutup tempat pergantian kopling dengan kakinya. Melihat hal itu Max pun merasa kesal, padahal garis finish sudah mulai terlihat.

Dengan terpaksa Max melajukan motornya dengan cepat, tujuannya menyalip Alex. Rencana kotornya gagal tiba-tiba, sepertinya Alex sudah menyadari rencana liciknya itu. Tapi masih ada satu menit sebelum mencapai finish, Max tentu memiliki rencana lain yang bisa membantunya memenangi pertandingan hari itu.

Alex menatap kaca spionnya dengan curiga, di belakangnya ada Max yang melaju dengan kecepatan stabil. Padahal ada kesempatan untuk Max menyalip, tapi pria itu malah tetap diam di posisinya tepat di belakang Alex. Benar-benar mencurigakan, Alex pun semakin berhati-hati sambil terus melajukan motornya.

Sampai akhirnya di tikungan terakhir, sorak sorai penonton sudah terasa oleh kedua pembalap itu. Garis finish menanti di depan mata, tapi tiba-tiba motor Alex melambat dan terasa berat. Melihat hal itu Max menampilkan seringainya, lalu ia melewati motor Alex dengan tatapan meremehkan.

Alex merasa aneh dengan motornya, karna tiba-tiba melambat dan terasa berat. Tapi saat itu bukan saatnya untuk mengeluh dan pasrah, Alex terus melajukan motornya hingga menarik gas lebih kencang dari biasanya. Akhirnya motor Alex bisa melaju lebih cepat, walaupun tekanannya memang berat.

Dan akhirnya, garis finish pun di masuki oleh kedua motor itu. Pemenangnya adalah Alex, tepat sedetik sebelum motor max tiba di garis finish motor Alex lebih dulu tiba dengan kecepatan tidak terduga. Max pun tidak terima dengan hasil balapan itu, tapi ia tidak bisa memprotes pihak Tracking karna balapan itu sudah di catatkan.

"Sialan, bagaimana bisa dia menang di saat ban motornya habis? Benar-benar sial, sia-sia saja aku berbuat curang kali ini. Dia tetap menang, dasar berengsek!" gumam Max merasa kesal dan tidak terima.

Alex mendapatkan hadiahnya dari penyelenggara, lalu ia tersenyum bersama kedua temannya Ryan dan Thomas.

"Wih menang dong, Alex emang keren deh!" puji Thomas pada Alex.

"Iya, lo hebat Lex. Padahal si Max sudah berbuat curang tapi nyatanya tetap saja lo yang menang," lanjut Ryan dengan senyum leganya.

"Gw tau kok apa yang dia lakukan, dan terima kasih juga kalian sudah mengingatkan gw!" jawab Alex merasa terbantu.

"Lo dengar peringatan kita Lex?" tanya Ryan terkejut.

"Ya tidak juga sih, tapi gw menyadari gerak mulut kalian. Karna itu gw jadi berhati-hati dan menghindari motor si Max saat di tikungan," jawab Alex menjelaskan.

"Mantap deh, lo emang cocok jadi juara!" balas Thomas dengan semangat.

"Oh iya, traktiran jangan lupa dong!" lanjut Ryan mengingatkan.

"Ujung-ujungnya, tapi tidak masalah. Karna gw menang balapan kali ini jadi kalian gw traktir, ayo kita cari tempat yang enak!" balas Alex dengan seringainya.

"Asek, mantap dah!" jawab Ryan dan Thomas merasa senang.

"Eh Thom, lo bawa motor gw ya?" pinta Alex pada salah satu temannya itu.

"Beres kalau itu," jawab Thomas setuju, padahal ia tidak tau jika ban motor Alex itu bocor dan akan sangat berat saat di bawa.

Alex dan Ryan pun melangkah lebih dulu keluar dari arena balap, sedangkan Thomas baru akan menjalankan motornya tapi ternyata motornya tidak bisa maju semudah itu. Lalu Thomas melirik bagian ban, dan itulah masalah utamanya sekarang.

"Astaga, sejak kapan bannya jadi seperti ini? Dasar Alex! Pantas saja dia gak mau membawa motornya," keluh Thomas dengan malas.

Akhirnya Thomas mendorong motor Alex hingga ke luar arena, sedangkan di depan arena Alex dan Ryan bertemu dengan Max yang sedang duduk kesal karna kalah dalam balapan. Melihat hal itu, Alex pun menampilkan seringainya dan menyindir Max atas tindakan curangnya.

"Dimana-mana kalau balapan itu yang sportif, eh ini malah curang. Taunya kalah juga, kalau gw si langsung pensiun kali ya dari dunia balap saking malunya!" ucap Alex dengan tawa kecilnya.

Mendengar perkataan Alex, Max pun jadi semakin emosi. Pria itu bangkit dari duduknya, lalu menghampiri Alex dengan tatapan tajam dan menusuk.

"Maksud lo apa bicara begitu? Lo menyindir gw?" tanya Max penuh penekanan.

"Kalau iya, masalah?" jawab Alex balas menantang.

"Emang pemuda kurang ajar ya lo, mentang-mentang baru menang gayanya langsung sok paling hebat!" balas Max dengan kata-kata tajamnya.

"Fakta yang berbicara, bukan hanya omong kosong belaka!" jawab Alex dengan santainya.

Merasa tidak terima dengan tatapan Alex yang merendahkan dirinya, Max pun memukul Alex dengan keras. Hal itu membuat Alex mundur beberapa langkah, lalu sudut bibirnya mengalirkan sedikit darah segar. Rasa perih pun mulai menyapanya, tapi Alex hanya menampilkan seringainya.

"Jadi ini yang lo mau? Baiklah gw paham," gumam Alex dengan tenang.

Tanpa di duga Alex balas memukul Max hingga pria itu jatuh ke tanah, lalu Alex akan kembali memukulnya tapi Ryan menahannya.

"Cukup Lex! Ini bukan saatnya untuk berkelahi," ingat Ryan pada Alex.

Seketika Alex menghempaskan tangan Ryan yang menahannya, lalu ia melangkah pergi dari tempat itu.

"Lain kali jaga kata-kata lo, terkadang orang lain yang lo rendahkan itu nyatanya lebih tinggi posisinya di atas lo!" tukas Ryan dengan wajah dinginnya, lalu ia meninggalkan Max sendiri dan menyusul Alex.

"Cih, dasar tidak tau diri!" gumam Max kesal.

Di sisi lain Alex melangkah keluar dari area Tracking, lalu Ryan menyusulnya begitu juga Thomas dengan nafas memburunya.

"Wah benar-benar parah si lo Lex, motor tidak berdaya seperti ini lo kasih gw. Penyiksaan tau gak? Capek gila nih gw," protes Thomas pada Alex.

Ryan menatap heran pada Thomas sedangkan Alex malah tersenyum geli, niatnya ingin marah-marah menjadi batal karna wajah Thomas yang benar-benar bikin tawanya tidak bisa di tahan lagi. Alex pun tertawa kencang, sedangkan Ryan hanya menatap heran.

"Loh kok di dorong Thom, kan bisa lo naikin?" tanya Ryan yang belum sadar apa-apa.

"Tadinya gw mikir gitu, eh taunya tuh!" jawab Thomas sambil menunjuk ban motor yang sudah tidak berisi.

Ryan pun ikut tertawa melihatnya, pantas saja Alex menyerahkan motornya pada Thomas tadi.