"Aw," lirih Esha.
"Eh, maaf kak maaf. Sakit ya?"
"Ya sakit lah kak Esha. Lagian kamu kenapa ngelamun sih? Kamu mikirin apa emangnya?"
"Engga. Aku ga mikirin apa-apa kok. Yaudah, udah selesai tuh. Nanti di ganti aja lagi perbannya."
"Iya. Makasih banyak ya udah obati luka aku."
"Iya sama-sama."
"Aku pamit dulu. Salam untuk kak Aleysa dan yang lainnya."
"Iya kak nanti aku sampaikan. Kak Ershad hati-hati ya di jalan. Jangan berantem lagi."
"Iya."
Kini sekarang kak Esha sudah pergi kembali meninggalkan rumah milik keluarga Arzan. Tetapi jantung kak Esha masih terasa berdebar tak menentu.
"Aku udah ga waras kayanya. Ga mungkin aku punya perasaan sama kak Esha. Ga mungkin," ucap Lavanya di dalam hatinya sambil berlarian masuk ke dalam rumah.
*******
Pagi telah kembali datang. Arzan ternyata ketiduran di depan ruang ICU. Ketika dia membuka kedua matanya, Arzan langsung teringat kembali dengan Dhira.