"Kamu yang sabar Arzan. Kamu jangan menangis seperti itu. Ini semua emang udah menjadi takdir Dhira harus melewati ini semua," ucap Mamahnya Arzan.
"Mamah ga boleh bicara seperti itu. Seharusnya aku yang ada di dalam sana. Seharusnya aku yang kena bom tadi."
"Kamu jangan bicara seperti itu ah Arzan. Seharusnya kamu bersyukur karena kamu udah di tolong sama Tuhan melalui Dhira sehingga kamu tidak terkena bom tadi," sambung Neneknya.
"Terserah kalian semua mau bicara apa. Karena emang kalian semua ga ada yang peduli sama Dhira."
"Kata siapa kita ga peduli? Kalo kita ga peduli, kita ga akan datang ke sini setelah tabu kalo Dhira masuk ke rumah sakit."
"Udah Mom. Susah bicara sama Arzan emang. Lebih baik sekarang kita pulang aja yuk. Mamah juga pasti udah capek kan. Udah malam juga."
"Iya, ayo."
"Mamah dan yang lainnya pulang dulu ya Arzan. Kamu juga sebaiknya pulang aja. Karena percuma juga kan kamu tunggu dia di sini tapi dia nya aja belum sadar."
