"Kamu ga kenapa-kenapa kan?" tanya kak Esha.
"Engga. Aku ga kenapa-kenapa kok dek."
"Kamu kenapa sih lagian menyendiri mulu? Kamu kepikiran sama Arzan? Udah lah dek orang seperti kak Arzan itu ga usah dipikirin."
"Tapi biar bagaimana pun kak Arzan itu adalah suami aku, kak. Aku juga lagi keingat sama almarhumah Mamah. Andai aja masih ada Mamah di sini. Aku bisa cerita ke Mamah."
"Lavanya. Lavanya ga boleh bicara seperti itu. Sekarang Mamah udah bahagia di sana sama Ayah. Kamu kalo mau cerita, kan bisa cerita sama aku. Aku pasti siap kok dengerin semua cerita kamu."
"Makasih ya kak."
"Iya, sama-sama dek."
Lavanya dan kak Esha saling berpelukan. Mereka berdua adalah kakak adik yang saling menguatkan satu sama lain. Mereka berdua bisa saling mengerti satu sama lain. Jarang-jarang kakak adik yang bisa seakur ini seperti Lavanya dan kak Esha.
Tidak lama kemudian Lavanya melepaskan pelukannya dengan kak Esha.