Lavanya masih terjaga dari tidurnya. Matanya masih terasa sangat kantuk. Tetapi suara ponsel yang ada di sampingnya membuat Lavanya terbangun.
"Siapa sih pagi-pagi kaya gini udah telepon aja. Ganggu orang tidur aja," gumam Lavanya.
Langsung dilihat ponsel miliknya. Terdapat nama Dhira di layar ponslnya. Karena Dhira adalah orang kepercayaannya, Lavanya pun langsung mengangkat telepon darinya. Jika orang lain, belum tentu diangkat olhnya. Apalagi jika yang menonnya adalah Ayah atau sang kakak.
"Hallo. Knapa sih Dhir telepon pagi-pagi kaya gini? Aku masih ngantuk tau."
"Kamu lagi dimana?"
"Masih di Apartement. Pasti kamu di suruh sama Ayah untuk cari tau aku kan? Maaf ya, aku ga bisa kasih tau keberadaan aku sekarang termasuk ke kamu."
"Tapi kamu harus pulang sekarang juga."
"Ga mau. Aku ga mau dipaksa. Nanti aku juga akan pulang sendiri kok. Aku janji."
"Ayah kamu masuk ke rumah sakit, Lavanya."
"Apa?"
Sontak Lavanya langsung terkejut mendengar kabar Ayahnya dari Dhira.