Chereads / Mendadak Menikah Denganmu / Chapter 13 - Mencari Pinjaman

Chapter 13 - Mencari Pinjaman

Waktu subuh telah tiba, Ibu Ratna sudah membangunkan Zoya dari tidurnya, lalu Zoya dan Ibu Ratna beranjak ke musholla untuk melaksanakan sholat dua rakaag. Zoya terhanyut dalam ibadahnya, ia menangis seraya berdoa kepada Allah, agar Allah memberikan rejeki, lalu menyembuhkan ayahnya yang masih terbaring lemah di ruang ICU.

Zoya kembali melihat keadaan sang ayah yang masih tidak sadarkan diri itu, lalu ia teringat Dhafin, Zoya ingin kembali menanyakan pada Dhafin apakah dirinya bisa meminjam uang pada orang tua Dhafin. Zoya pun mengambil ponsel yang berada di dalam tasnya.

[Hallo Sayang.]

[Iya Fin, gimana kamu udah bilang ke orang tua kamu tentang aku yang mau meminjam uang?]

[Aku sudah bicara pada kedua orang tuaku. Tapi ... maaf, orang tuaku sedang banyak urusan, jadi nggak bisa meminjamkan uangnya.]

[Oke, nggak apa-apa kok, aku juga mengerti.]

[Maaf ya, Sayang.]

[Iya. Yaudah, ya.]

[Kamu masih di rumah sakit?]

[Masih.]

[Lalu, gimana keadaan ayah kamu?]

[Masih seperti kemarin, belum juga membaik.]

[Aku hanya bisa bantu doa, semoga ayah kamu segera pulih.]

[Aamiin .... Yaudah ya, aku masih mau temani Ibu.]

[Iya. Bye Sayang ... ]

[Bye ... ]

Zoya menutup teleponnya. Ia harus mencoba meminjam uang pada orang lain demi keselamatan sang ayah.

Ibu Ratna sudah kembali dari ruangan dokter, lalu ia menghampiri Zoya yang sedang duduk sambil melamun.

"Kenapa, Zoy?" Tanya sang ibu.

"Orang tua Dhafin nggak bisa meminjamkan uang pada kita, Bu."

"Memang, uang tujuh puluh juta itu bukan jumlah yang kecil, jadi wajar jika orang yang tidak kita kenal dekat tidak mau meminjamkannya."

"Lalu, dari mana kita bisa dapat uang itu?" Tanya Zoya.

"Entahlah! Tadi dokter sudah mengatakan, ayah harus segera di operasi, itu salah satu upaya agar ayah bisa sadar. Karena benturan keras pada kepalanya yang membuat tengkoraknya itu retak." Jelas sang ibu.

Sebagai seorang anak pertama, Zoya harus ikut berpikir, bagaimana mendapatkan uang untuk biaya perawatan sang ayah yang sedang dirawat di rumah sakit itu.

"Gimana kalau kita coba pinjam uang ke Tante Lola?" Usul Zoya, karena ia tahu kalau adik dari Ayahnya itu termasuk orang yang sukses.

"Kamu sendiri yang mau pinjam langsung kesana?" Tanya sang ibu.

"Iya, aku mau ke rumah Tante Lola, sekarang!"

Sebenarnya Zoya masih lelah, matanya masih ingin dipejamkan, tubuhnya masih ingin direbahkan. Namun melihat kondisi sang ayah yang sedang kristis itu, tidak mungkin ia bisa bersantai-santai seperti itu.

Zoya memesan ojek online untuk mengantarnya menuju ke rumah Tantenya itu. Setelah menunggu cukup lama di lobi rumah sakit, ojek online itu pun datang, lalu Zoya langsung naik ke atas motornya.

Zoya berharap, Tante Lola akan meminjamkan uang yang menurut Zoya jumlahnya sangat banyak itu.

Di waktu yang sama, Narendra baru sampai di kantornya. Ia turun dari mobil, lalu masuk ke dalam gedung kantornya itu.

Narendra masuk ke dalam ruangannya, ia menginjak lantai yang belum dibersihkan, Narendra mengetahui kalau lantai ruangannya ini belum sapu dan dipel. Ia sosok laki-laki yang cinta dengan kebersihan, tidak bisa melihat sesuatu yang kotor berada di hadapannya.

Narendra menelepon ke pantry.

[Hallo, ini siapa?]

[Aida, Pak.]

[Tolong bersihkan ruangan saya ya!]

[Baik, Pak.]

Aida langsung membawa alat bersih-bersih untuk membersihkan ruangan atasannya itu.

"Biasanya kan sebelum saya datang, ruangan saya itu sudah bersih, mengapa hari ini belum dibersihkan?" Tanya Narendra.

"Maaf Pak, biasanya kan Zoya yang membersihkan ruangan Bapak. Saya kira Zoya sudah membersihkannya." Jawab Aida sambil menundukkan kepalanya.

"Ayahnya Zoya mengalami kecelakaan, dia pasti tidak masuk hari ini karena sedang menjaga ayahnya yang sedang dirawat di rumah sakit."

Aida tidak tahu kalau orang tua Zoya kecelakaan dan hari ini ia tidak masuk. 'Tapi, dari mana Pak Narendra tau?' Aida bertanya-tanya dalam hati.

"Bapak kok tau? Bapak tetangganya Zoya?" Tebak Aida.

"Bukan, saya bukan tetangganya. Sudah, silahkan bersihkan ruangan saya!"

"Baik, Pak!"

Aida langsung membersihkan ruangan atasannya itu. Aida masih bertanya-tanya mengapa Narendra bisa tahu tentang Zoya, namun tanya dalam benaknya itu tidak dapat ia jawab sendiri.

Di waktu yang sama, Zoya sudah sampai di depan rumah Tante Lola, ia turun dari motor, lalu membayar ojek onlinenya itu.

Rumah Tante Lola cukup besar, Zoya melihat-lihat ke dalam rumah yang tampak sepi itu.

"Assalamualaikum." Salam Zoya dari luar pagarnya yang tinggi.

Keluarlah seorang securitynya, lalu ia menghampiri Zoya.

"Ada perlu apa, Mbak?" Tanya sang security. Ia tidak mengenal Zoya, karena Zoya sudah lama tidak pernah ke rumah Tantenya itu, lagi pula Tante Lola juga sering ganti-ganti pegawai di rumahnya.

"Saya mau bertemu Ibu Lola."

"Mbak sudah ada janji?"

"Belum."

"Lalu, Mbak ada perlu apa?"

"Saya itu keponakannya, anak dari Ayah Hendra, saya mau bertemu Tante saya, sebentar aja!"

"Nama Mbak siapa?"

"Zoya."

"Sebentar ya, saya bilang dulu ke Ibu."

"Iya, Pak."

Memang susah untuk masuk ke rumah Tante Lola kalau sebelumnya tidak membuat janji terlebih dahulu. Zoya pun harus menunggu di luar rumah.

Tak lama kemudian, security itu membukakan pintu pagarnya, lalu Zoya dipersilahkan masuk ke dalam.

Rumah orang kaya, sebelum masuk ke dalam pun sudah tercium pewangi ruangannya, berbeda dengan rumah Zoya yang tidak ada wanginya sama sekali.

Zoya duduk di atas sofa sambil menunggu Tante Lola keluar untuk menemuinya.

Tak lama kemudian, Tante Lola pun menemui Zoya. Zoya mencium punggung tangan Tantenya itu.

"Kamu ada perlu apa kesini?" Tanya Tante Lola sambil duduk di hadapan Zoya.

"Tante, Ayah saya kecelakaan kemarin sore, lalu keadaannya, tengkorak kepalanya retak dan Ayah juga mengalami pendarahan di kepalanya. Dokter mengatakan, Ayah harus segera di operasi."

"Sudah, cukup! Saya sudah tau arah pembicaraan kamu. Pasti kamu mau pinjam uang kan?" Tebak Tante Lola.

"Iya, Tante. Saya butuh biaya untuk menyelamatkan nyawa Ayah Hendra sebesar tujuh puluh juta rupiah."

Tante Lola menghela nafas, "kenapa sih setiap kesini selalu untuk keperluan meminjam uang?" Ucap Tante Lola dengan sinis.

Karena sebelumnya pernah juga Ayah Hendra dan Ibu Ratna datang ke rumah Tante Lola untuk meminjam uang. Uang yang dipinjam itu juga belum dikembalikan oleh Ayah Hendra.

Kalau tidak ada keperluan, sungkan bagi Zoya untuk datang ke rumah Tantenya ini, karena status sosial mereka berbeda jauh, jadi Zoya pun merasa minder dengannya.

"Zoya, waktu itu Ayah kamu sudah pernah meminjam uang pada Tante sebesar lima juta dan itupun belum dikembalikan. Ayahmu bilang, dia mau mencicilnya setiap bulan, tapi mana? Sampai saat ini belum ada sedikitpun pembayaran yang Tante terima."