Chereads / THE LAW / Chapter 7 - Menikah

Chapter 7 - Menikah

Bartan menghampiri Reina, "Nyonya, anda bisa berganti pakaian dengan ini di kamar mandi" ucapnya menyerahkan dua kotak berbahan di dalam tas kertas.

"Ini..."

"Tuan minta untuk menyiapkan, tidak ada wanita yang tidak mau terlihat cantik di hari pernikahannya"

Reina melihat arah Venom yang berbicara pada pengacara, "Terima kasih" bisiknya meraih tas yang di berikan lalu dibawa ke dalam kamar mandi.

Dalam kamar mandi,

Reina mengeluarkan pakaian dan alat make up di dalamnya, wajahnya merah padam mengetahui ada perlengkapan bagian dalam.

"Dia sangat nyakin aku akan terima" gumamnya mengelus kain beludru bercampur renda, sangat halus dan lembut.

Tak mau berlama-lama, Reina mandi lebih dulu baru berpakaian dan ber-make up. Wajah polos tanpa riasan berubah seketika menjadi wanita cantik.

klik.

Semua orang tertegun melihatnya keluar dengan penampilan baru Reina. Venom harus mengakui jika wanitanya sangatlah cantik, sungguh sayang di pernikahan bersama Jose lebih mirip nenek-nenek.

"Uhuk!"

Suara batuk memecah suasana, pengacara dan petugas akta berdiri di tempat yang ditentukan. Kepala pengawas dan petugas kesehatan bengong.

"Kamu cantik sekali, terima kasih"

Wajah Reina langsung merah mendengar pujian dari Venom. Acara hari ini sangat penting bagi kelangsungan hidup keluarga Xi maupun Reina sendiri jadi, persiapan dilakukan sesempurna mungkin.

"Apakah bisa kita mulai?"

Pertanyaan dari petugas akta segera menyadarkan Venom untuk meraih tangan Reina untuk diletakan pada lengannya. Bartan berubah menjadi fotografer, sibuk merekam dengan sedikit lagu pernikahan klasik berasal dari handphone milik pengacara.

"Baik, kita semua berkumpul disini untuk menyaksikan kedua mempelai menjadi satu. Kondisinya tidak biasa tapi tidak mengurangi rasa hormat pada arti pernikahan tersebut"

Kata pembuka dari petugas akta menyebabkan pegangan tangan pada lengan Venom semakin kuat. Tepukan pelan mengusik Reina, "Tidak apa-apa jika kamu ragu" ucap Venom lembut.

"Aku tidak apa-apa"

"Kamu nyakin?"

"Ya" , anggukan kepala Reina membuat semua orang lega demikian juga Venom yang tanpa sadar berharap terjadi pernikahan.

Petugas akta merangkap pelaksana pernikahan segera mengeluarkan kata-kata yang biasa di ucapkan dalam pernikahan.

Dokumen dan kotak cincin berbahan beludru dibuka di atas meja. Pena disiapkan.

Usai upacara pernikahan singkat, mereka berdua menandatangani akta nikah baik hukum maupun agama, disertai beberapa dokumen lainnya yang sudah disiapkan oleh pengacara.

Jari Reina disematkan sebuah cincin tipis berlapis emas dan berlian, demikian juga Venom.

Kepala pengawas menahan nafas ketika di tunjuk sebagai saksi pernikahan demikian juga petugas kesehatan. Tidak ada yang menyangka jika pernikahan pemimpin keluarga Xi berada di penjara besar.

"Bagaimana perasaan kamu, Reina?"

"Aku--, ini pernikahan pertamaku"

"Apa maksudnya?" tanya petugas kesehatan terkejut dan keras bikin Bartan kesal. Mengapa jadi kepo sih pikirnya, matanya tajam melihat tapi petugas kesehatan tidak peduli.

"Pernikahanku dengan Jose hanya menandatangani surat hutang disertai surat pernikahan. Isinya menyatakan sukarela sebagai istrinya tanpa tuntutan apapun"

Terkejut, semua orang yang mendengarnya sontak tak bisa berkata-kata. Venom mengetahui itu, ia hanya bisa menepuk pelan, sengaja bertanya agar semua orang menyadari siapa keluarga Syuhada sebenarnya.

"Kamu baru pertama kali menikah, aku juga... dan aku harap ini selamanya"

"Aku harap"

Tarikan nafas lemah berikan perasaan kasihan pada setiap orang yang mendengar, pengacara segera menyodorkan sebuah dokumen pembebasan yang sebelumnya sudah ditanda tangani.

"Semua selesai. Anda dan nyonya bisa tinggalkan tempat ini kapan saja"

Venom mengangguk, "Ayo pulang" ujarnya pada Reina yang kebingungan, tangan Reina diraihnya lalu ditarik pelan keluar dari ruangan tersebut diikuti Bartan.

Pengacara dan petugas akta ingin mengikuti tetapi tertahan oleh gerakan tangan kepala pengawas. Kerutan tak suka bermunculan, "Anda bisa pergi dulu" suruh pengacara kepada petugas akta. Tanpa disuruh dua kali juga, petugas akta cepat angkat kaki dari tempat ini.

"Pak pengacara..."

"Ada apa, kepala pengawas?"

"Bagaimana dengan keluarga Syuhada?"

"Kembalikan uangnya, masalah renovasi penjara ini tidak perlu khawatir"

"Baik, saya tunggu"

Kepala pengawas menghela nafas sangat berat, kepergian mereka semua menjadi kesulitan tersendiri untuknya. Wajah muram tanpa senyum di wajah, jabatan kepala pengawas sepertinya tidak akan lama dipegang, "Bangsat!" bentaknya.

Mobil yang membawa Venom dan Reina terus melaju ke arah rumah kediaman Xi.

"Apa kamu baik-baik saja?"

Reina menoleh ke arahnya, "Ya, terima kasih" jawabnya pelan. Venom menarik lepas dasi yang mengikatnya, "Pergi ke restoran Z" perintahnya.

Mobil segera mengarah ke restoran Z. Venom menerima beberapa telepon dari koleganya dan sekretaris kantor terkait pekerjaan yang tertunda.

Jari Reina menyentuh kaca mobil dengan wajah rumit, benar-benar bebas tapi cincin yang melingkar terlihat menarik perhatiannya. Berkilau gumamnya.

"Apa kamu menyesal menikah denganku"

"Tidak tahu. Apakah aku boleh tahu alasan lainnya? aku tidak mau, ada kejutan lagi"

"Ibu minta aku menikah, aku sibuk mengurus pekerjaan jadi tidak ada waktu untuk melakukannya"

"Kamu bisa mendapatkan wanita dengan mudah tapi mengapa aku?"

"Ibuku tipe wanita yang sulit dan banyak pertanyaan. Kamu orangnya Jose, ibuku tidak suka wanita yang tertindas jadi..."

"Ah, begitu. Aku merupakan kandidat yang sempurna tanpa penolakan dari ibumu"

"Benar. Apa kamu kecewa setelah mendengar ini?"

"Tidak, aku hanya ingin tahu apa yang terjadi pada orang tuaku. Sejak kemarin aku tidak tahu kabar dari mereka"

"Mereka tidak ada masalah, kamu bisa tenang"

Reina diam, Venom kembali menerima panggilan telepon. Kesibukan Venom terlihat menarik mata Reina hingga tanpa sadar terus memandangi dengan intens namun, Venom berpura-pura tidak peduli walau hati kesal.

~>

Rumah keluarga Zong,

klik.

Pintu ditutup, desakan sofa memberitahu jika berat badan orang disampingnya sangat berat.

"Kita harus melihat Reina, mengapa kamu diam saja"

"Untuk apa? Reina sudah buat malu dan masalah, perusahaan kita tidak terusik masih bagus"

"Kamu--!"

Kecemasan bertambah setiap saat tapi tidak berdaya, keluarga Zong sangat kecil bahkan untuk masuk dalam lingkaran orang kaya bisa dikatakan sangat jauh dari harapan.

drt...

drt...

Ayah Reina membaca pesan di ponselnya, wajahnya panik. Ayah Reina mengangkat kepalanya dari layar ponsel untuk melihatnya meminum teh hijau dengan cuek.

"Reina sudah menikah"

"Kamu bicara apa. Reina masuk penjara besar semalam, jangan bercanda Hao"

"Aku tidak bercanda. Ini baru dapat berita"

"Hao, jangan percaya begitu saja, kamu cek dulu"

"Kamu benar... tunggu"

Hao ayah Reina segera menelepon beberapa orang yang dikenalnya, memastikan apakah Reina berada di penjara besar.

Dua puluh menit kemudian, Hao seperti orang linglung. Ibu Reina, Micheli menuangkan teh ke arah cangkir baru.

"Minumlah"

Satu tegukan hilang dalam tenggorokan Hao, melihat arah istrinya Micheli dengan susah payah berkata, "Reina sudah menikah dengan keluarga Xi tadi pagi"

prang...

Cangkir berisi teh hijau milik Micheli jatuh ke lantai, hancur berantakan. Hao segera memanggil pelayan untuk membereskan kekacauan di lantai dan membawa Michel ke kamar.

"Hao, jangan bercanda"

"Aku tidak bercanda, Reina benar-benar sudah menikah dengan keluarga Xi"

"Apa yang terjadi, Hao?"

"Aku tidak tahu pastinya. Kita tunggu saja perkembangannya"

Micheli memiliki penyakit jantung bawaan, Hao cepat membaringkan Michel ke tempat tidur.

"Minumlah obat dulu, jangan banyak berfikir"

Hao meraih obat jantung dan segelas air putih untuk diberikan pada Micheli. Sekejap berpindah dalam perut Micheli, Hao menunggu sampai terlelap.

Keluarga Zong bukan keluarga kaya, berada dalam lingkaran keluarga kelas A menjadi impian semua orang tapi dengan cara begini, dipastikan di masa depan akan timbul masalah tak terduga.

~>

Rumah keluarga besar Xi

Tidak ada yang spesial di rumah keluarga besar Xi, beberapa orang sedang menikmati kegiatan sore dengan tenang.

"Nyonya besar..."

Isyarat mendekat di berikan, pelayan datang memberitahu kabar terbaru dari Venom Xi. Wajah semua orang berubah, ketegangan merangkak naik ke atas kepala masing-masing.

"Jangan buat keributan, atur kamar Venom Xi dengan baik dan bersih. Kita tunggu beberapa hari, kalau tidak datang, kita bisa datang kesana"

Kepala mengangguk, keputusan sudah diberikan dan kepuasan terpancar di wajah semua orang.

"Beritahu nyonya tua"

"Baik nyonya besar"

Pelayan bergegas pergi arah dalam, "Berita bagus harus dirayakan" ucapnya dalam bikin semua orang takut.

Mae Xi, ibu Venom mengelus bunga mawar dengan hati-hati, ada beberapa duri yang masih menempel.

Menikah tidak dilarang tapi menikahi wanita bekas dan tidak memiliki catatan keturunan keluarga kaya, ini bisa menjadi masalah.

~>

Rumah keluarga Syuhada,

Jose mendengar suara orang kepercayaannya di ponselnya. Ketegangan meningkat tanpa bisa dicegah.

"Awasi terus pergerakan Venom, aku nyakin ada rahasia tersembunyi disini, temukan itu!"

Usai bicara, telepon dimatikan Jose. Kepalanya penuh pemikiran, tidak pernah menduga Venom memajukan pernikahan dari tiga tahun menjadi tiga hari.

klik.

"Jose..."

Jose melihat Nou berjalan masuk, setiap langkahnya diatur sedemikian jelas. Tampak menggoda.

"Dimana Feri?"

"Ada dikamar, makanan sudah siap. Aku mencarimu untuk mengatakan itu. Ada apa dengan wajahmu? kamu terlihat tak senang"

"Tidak apa-apa, hanya pekerjaan yang menumpuk"

"Oh"

"Dimana Lea?"

"Pulang, katanya ada masalah dengan pekerjaannya. Ayo kita makan"

Jose tak bergerak, Nou berjalan mendekati lalu mendaratkan tangan di depan badannya. Sedikit buat gerakan tangan yang melingkar berikan suntikan pada Jose untuk berinisiatif lebih.

"Nou, apa mau mu?"

"Kita lama tidak lakukan itu. Sejak aku hamil dan sekarang Feri berumur tujuh tahun, kamu--"

"Kamu tahu perjanjian kita. Kita tidak ikut campur dalam segala hal kecuali Feri. Kalau kamu tidak tahan, kita bisa bercerai"

"Jose, apakah kamu masih belum memaafkan aku? ini sudah 7 tahun"

"Aku tidak menyentuhmu dari awal karena kamu berbohong, Nou. Kamu sudah pernah tidur dengan orang lain. Beruntung kamu hamil saat itu"

"Jose, aku sudah minta maaf berulang tapi mengapa kamu tidak juga mengerti kesulitan aku saat itu"

"Terkadang aku berfikir apakah Feri putraku, Nou. Memaafkan? katakan saja sudah aku lakukan tapi selebihnya, kamu tahu apa yang aku inginkan"

Nou mengigit bagian bawah bibirnya, Jose mengelus pelan dengan tatapan liar. Jose mengakui kepandaian trik jeratan Nou padanya, kepandaiannya tak pernah pudar oleh waktu.

"Aku pergi"

Jose menghentikan gerakan tangan Nou yang mulai kelebihan batas, Nou pucat seketika.

"Makan dulu, Feri akan sedih jika tahu"

"Beritahu saja, ada urusan penting. Kamu tahu harus bagaimana bukan? Nou, jaga batas. Kamu bisa menyandang nama nyonya Syuhada karena Feri. Tanpa Feri, kamu tamat"

Jose bergeser arah kanan Nou, pergi tanpa mengatakan apapun lagi. Nou menahan tangisnya, ia merasa diperlakukan tidak adil.

Mobil Jose sudah menunggu di depan, di dalamnya Lea menggerutu sepanjang waktu bikin kepala sopir sakit kepala.

"Apartemen!"

"Jose..."

"Lea, diam lah! kepalaku pusing sekarang ini. Jangan bicara dulu"

Lea menahan kata-katanya yang siap meluncur, terlihat Jose memejamkan mata seperti tak mau diganggu. Ada apa dengan pria tak tahu malu ini, sebentar memakai tubuhnya sembarangan dan sebentar mengamuk bagai orang gila, sungguh tidak dimengerti.

Kata orang, cinta berawal dari hal sepele, ini yang terjadi pada Jose. Ia mengira memakai Lea sebagai pengganti Reina tapi berujung tidak rela ditinggalkan. sungguh membingungkan.

"Aku lapar"

Tarikan nafas berbarengan dengan tarikan pada pinggang Lea untuk duduk lebih rapat pada Jose.

"Hei..."

"Restoran Z"

Mobil berbelok arah menuju restoran Z. Jose memejamkan mata lagi dengan memeluk Lea, "Tidurlah, nanti aku bangunkan" bisik kecil Lea, Jose tersenyum puas.

~

Restoran Z

Bintang dan bulan di langit sudah muncul dengan pesonanya masing-masing. Mobil memasuki halaman restoran Z dengan lambat.

"Ayo turun, kita harus merayakan pernikahan kita hari ini"

Senyum tulus keluar dari Reina mendengar Venom berkata begitu, "Ya" katanya meraih tangan Venom dengan senang.

Bartan dan sopir meninggalkan restoran Z ke arah halaman parkir sementara mobil Jose mulai berhenti depan lobi restoran tersebut.

Lea turun dengan cepat, Jose mengikuti di belakangnya. Mereka berdua mengambil meja dekat miniatur taman di lantai dua sementara Venom berada di ruangan pribadi.

"Aku ke kamar mandi dulu, kamu pesan saja"

Tanpa menunggu jawaban, Venom keluar dari ruangan, baru dua langkah berbelok di tikungan bertemu Lea dan Jose yang hendak ke arah meja, melihatnya.

"Venom?" panggil kaku Lea, berusaha melepas diri dari jeratan tangan Jose tapi semakin erat. Posisi itu menegaskan apa yang terjadi di mata Venom.

Jose tersenyum, "Aku dengar berita. Aku ucapkan selamat untukmu", menahan kuat Lea tetap di sampingnya.

"Terima kasih"

"Venom, kamu jangan salah paham padaku. Kami hanya bicara tentang bisnis saja"

"Bisnis?"

Jose diam di tempatnya, ingin tahu apa yang akan dikatakan Lea dan respon Venom.

"Ya, ini hanya bisnis. Jose lepaskan"

Alih-alih melepaskan, Jose menariknya dan mencium di bibir Lea di hadapan Venom, sontak badan Lea kaku.

"Aku ucapkan selamat untukmu juga" kata Venom santai lalu tinggalkan mereka berdua. Jose melepaskan ciumannya setelah melirik arah kepergian Venom.

"Apa yang terjadi? mengapa kalian mengucapkan selamat?"

Lea panik mendapatkan Venom sudah tak ada lagi. Jose merapikan rambutnya dengan senyum di wajahnya bikin Lea mengutuk di hari bertemu Jose.

"Lea, kamu pikir setelah ini, dia akan bersamamu. Mimpi"

"Kamu lepas dulu, aku akan jelaskan pada Venom tentang kita. Aku nyakin dia akan mengerti"

"Jelaskan apa? bodoh! ayo makan"

Tanpa menuruti perkataan Lea, Jose menyeret Lea ke arah meja yang dimaksud. Jose berfikir apakah Lea tahu jika Venom sudah menikah hari ini, sungguh menarik untuk tahu responnya.

Sementara itu, Venom tidak jadi ke kamar mandi, ia berbalik lagi ke arah ruangan pribadi. Duduk di sampingnya, pandangan mereka berdua bertabrakan berikan warna canggung di udara.

"Aku sudah pesan beberapa jenis makanan. Maaf aku tidak tahu kesukaan kamu"

"Tidak apa. Reina, aku bertemu Jose disini bersama wanita. Apakah kamu akan terganggu?"

Reina terdiam, menarik nafas dengan kencang, "Tidak ada hubungannya denganku. Kita sudah menikah. Jangan khawatir, aku akan setia padamu" ucapnya.

"Kamu mencintainya?"

Kepala menggeleng, "Aku tidak tahu" kata Reina terus terang. Mata bersinar meredup mengingat bagaimana mudahnya Jose memasukan dirinya dalam penjara.

Venom meraih kepala Reina untuk melihat ke arahnya, "Itu masa lalu. Benar katamu, kita sudah menikah. Aku akan membuatmu melupakannya".

Bibir Venom menyentuh milik Reina, sengatan listrik yang kuat menyelimuti keduanya. Tidak ada yang bergerak hingga pintu ruangan pribadi di geser, memaksa mereka melepaskan.

Pelayan datang membawa pesanan tanpa tahu telah menganggu, wajah Reina merah padam menahan malu sementara Venom merasa marah karena terpengaruh situasi.

Usai tertata rapi, pelayan undur diri. Venom menuangkan minuman keras dalam gelas lalu berikan pada Reina.

"Hidup yang baru"

Gelas diangkat, doa dalam hati diucapkan berbeda oleh keduanya.

"Ya, hidup yang baru"

Minuman masuk ke dalam tenggorokan, mereka berdua meletakan gelas di atas meja dan mulai makan tanpa bicara.

Menikah, kata yang menyebabkan Reina menutup rapat hatinya, tidak perlu bereaksi banyak karena hanya permainan orang kaya.

Namun, berbeda dengan Venom. Ia mulai menganalisa keputusan menikahi Reina setelah ciuman sengatan listrik tersebut. Tidak buruk menikah ternyata pikirnya.