Chereads / Cupid Love Mission / Chapter 2 - s a t u

Chapter 2 - s a t u

▪️ Catatan Diary Ramora▪️

Aku akan bertindak. Untuk mencapai apa yang kuinginkan, aku tersadar, butuh kerja keras untuk mencapainya. Ya, sekarang ... aku akan menyingkirkan ego dan malasku.

Hari ini, akan kupertemukan dua insan untuk memulai sebuah lika-liku dan suka-duka percintaan.

TTD

RAMORA

▪️▪️▪️▪️▪️▪️▪️▪️▪️▪️▪️▪️▪️▪️

5/04/2044, 4:00 a.m.

@CupiDiaries at Human World

Mentari masih menyembunyikan diri. Angin berhembus dingin menyeruak hingga ke tulang. Kota tujuannya masih tampak menyembunyikan kebisingan. Sepi dan damai. Hanya para pejalan kaki dan pengendara sepeda yang berlalu-lalang. Menyisakan banyak oksigen segar yang belum tercampur polusi kendaraan.

Dari atap gedung tertinggi, matanya menangkap seorang lelaki. Lelaki berbadan atletis yang tengah berjalan seorang diri dari sudut kanan perempatan. Memakai kaos hitam panjang, celana jeans pendek, dan menenteng sebuah plastik hitam.

Setelah itu, lensa matanya beralih. Mencari sinyal lain yang kemungkinan cocok dengan si lelaki. Dengan bantuan kacamata radar, ia berhasil menemukannya dalam hitungan detik.

Dari sudut kiri perempatan, seorang gadis berambut kecokelatan berjalan seorang diri. Terlihat menggumamkan sesuatu hingga bermain menendang kerikil kecil.

"Oke! Target ditemukan!" Sontak panah kecil berukuran 10 cm dikeluarkan dari sebuah briefcase. Kemudian, memasangnya di sebuah busur yang menjadi pasangannya dan menargetkan titik vital. Hati.

Telunjuk dan ibu jarinya menjepit panah kecil itu. Menariknya perlahan di busur panah. Kedua matanya terfokus pada titik vital yang telah ia tandai di tubuh kedua target menggunakan kacamata radar. Kemudian ... wusss.

Panah cinta, berhasil mendarat sempurna. Tepat di hati lelaki berkaos hitam panjang dan seorang gadis berambut kecokelatan.

▪️▪️▪️▪️▪️▪️▪️▪️▪️▪️▪️▪️▪️▪️

Target 1

Name : Kaleo Yongki

Birth of date : 5 June [21 y.o]

Status : Single [But he like someone]

Hobby : Basket

Favorite : Guitar, Coffee, and Sleep

Love Percentage : 40%

Target 2

Name : Davera Jenny

Birth of date : 16 May [20 y.o]

Status : Single [But she like someone]

Hobby : Cooking

Favorite : Lollipop

Love Percentage : 50%

▪️▪️▪️▪️▪️▪️▪️▪️▪️▪️▪️▪️▪️▪️

7/04/2044, 8:00 p.m.

@CupiDiaries at Human World

Sendiri. Sepi. Sunyi.

Sosok berpakaian serba hitam yang memangku sebuah briefcase itu duduk sendirian di kesunyian malam. Dunia manusia tampak tetap ramai di bawah sana. Ya, dari atap gedung tertinggi, sosok itu memandang kelap-kelip lampu kota yang berpijar terang. Namun, kebisingan yang terjadi tak sampai di telinganya. Seolah hanya dengungan kesepian yang terdengar.

Tangan mungilnya meraih sebuah liontin yang masih belum merubah warna peraknya. Melihatnya dengan tatapan sendu. Lalu menghela napas berat seolah beban yang dipikul semakin melelahkan. Hanya saja, mengeluh bukan yang terpenting. Ia masih percaya, bahunya cukup kuat menopang beban yang tengah ia jalani.

"Sudah dua hari berlalu, tapi target tak kunjung beraksi. Apa yang harus aku lakukan?" gumamnya sembari mengetuk-ketukkan jemarinya di briefcase. Matanya bergerak gelisah mewakili pikirannya yang mulai sibuk menata strategi. Angin malam berhembus menggelikan. Hingga beberapa kali menerbangkan topinya. Dan beberapa kali pula, ia menghela napas kesal untuk mengambil topi itu.

Semilir angin malam yang terus berhembus menemani malamnya yang sunyi. Sesekali ia menatap langit penuh bintang berkelip. Namun, bulan tak menampakkan dirinya. Awan hitam yang mulai datang pun perlahan menutup terangnya bintang.

"Kurasa sebentar lagi akan turun hujan. Tak apa, lagipula aku ini hanya arwah. Aku takkan basah kuyub ataupun demam," ucapnya sambil menatap langit yang mulai dikuasai oleh awan hitam.

Suara gemuruh juga mulai terdengar. Tak lama setelah itu, ia mengeluarkan sebuah buku sampul hitam berukuran 20x10 cm dari dalam briefcase. Tampak jelas tertulis Cupid Diaries di sampul depan. Saat halaman pertama terbuka, ada coretannya yang berisi tentang catatan pertama saat ia memulai kisah menjadi seorang Cupid. Setelah itu, ia menorehkan catatan selanjutnya sebelum akhirnya rintik hujan mulai turun.

"Hujan ... sampaikan pada dunia. Bahwa aku akan segera kembali sebagai manusia."

▪️▪️▪️▪️▪️▪️▪️▪️▪️▪️▪️▪️▪️▪️

Ramora Vangeline, begitulah salah satu nama yang tertera di daftar jiwa kesepian. Jiwa kesepian yang ditugaskan menjadi seorang Cupid. Mempersatukan dua insan dalam sebuah lingkaran kisah cinta.

Para Cupid adalah kumpulan jiwa yang dipaksa untuk merasakan rasanya kesepian. Berkelana menyusuri jalan sepi seorang diri. Namun, di balik itu ada sosok yang diam-diam menemani. Sosok yang lebih pantas dianggap ilusi. Ya, ilusi yang hadir karena keinginan terpendam si Cupid selama merasa kesepian. Keinginan untuk ditemani seseorang yang sadar atau tanpa sadar tercipta di lubuk hati.

Seperti sekarang, sosok itu hadir menemani. Hanya saja, si gadis Cupid berpakaian serba hitam yang tengah duduk menengadah ke langit itu tak menyadarinya.

Terlihat gadis itu mengambil topinya beberapa kali. Tercetak raut wajah kesal di sana. Sosok itu hanya menahan senyum melihat kekesalan yang tercetak jelas.

Saat merasa hujan telah turun secara damai, gadis itu bangkit dari tempatnya setelah memasukkan sebuah buku yang sempat ia torehkan beberapa kalimat di dalamnya. Kemudian, gadis itu membuka sebuah arloji lipat dan menghilang.

"Ramora, apa kau telah merasakan arti kesepian?"

▪️▪️▪️▪️▪️▪️▪️▪️▪️▪️▪️▪️▪️▪️▪️

▪️

▪️

Other side @Kaleo - Jenny

5/04/2044, 4:00 a.m.

"Menyebalkan. Kenapa harus ada perjodohan!? Apa aku ini terlihat takkan laku di pasaran? Aku ini limited edition, jadi siapapun yang aku pilih sudah pasti bukan main-main. Tapi kenapa Ayah selalu saja memaksaku untuk menerima perjodohan itu? Huft!" gerutu seorang gadis yang tengah asyik menendang kerikil-kerikil yang menghalangi jalannya.

Sedangkan di lain sisi, kerikil-kerikil itu melayang tak tau arah. Hingga akhirnya, mendarat tepat di kening seseorang.

Di perempatan jalan, Jenny –gadis berambut kecokelatan terhenti setelah mendengar pekikan seseorang. Matanya menatap lurus seseorang yang berdiri beberapa langkah darinya dan melemparkan tatapan kesal.

Jenny mendekat ragu. Matanya menangkap luka di kening sebelah kanan seseorang itu.

"Ah, apa karena kerikil tadi?" pikirnya, "Ma–maaf, apa luka itu karena —" Belum sempat Jenny melanjutkan kalimatnya, sosok itu sudah memalingkan wajah. Berjalan pergi meninggalkan Jenny yang terheran-heran.

Gadis berambut kecokelatan itu berbalik. Menatap punggung yang berjalan menjauhinya.

Di lain sisi, melihat wajah panik Jenny membuat sosok itu tertawa geli dalam hati. Kaleo –Sosok yang tengah mengelus luka di keningnya karena kerikil kurang ajar itu berusaha untuk tetap jual mahal. Status Most Wanted di kampus harus ia jaga baik-baik. Ya, Kaleo mengenal gadis berambut kecokelatan yang tengah merasa bersalah itu. Namun, gengsi lebih memenangkan segalanya. Ia tak mungkin menyerahkan predikat si Cuek, hanya untuk menanggapi gadis yang selama ini ia puja diam-diam.

Mungkin memang akan terkesan menyebalkan. Tapi daya tarik seorang lelaki ada pada sisi cueknya. Ia yakin, dengan pergi tanpa mengatakan apapun akan membuat Jenny menemuinya nanti. Ya, menemuinya untuk sekadar meminta maaf. Tapi, bagi Kaleo itu adalah kesempatan emas untuk lebih dekat dengan sang Gadis Pujaan.

"Kupikir ... Dewa Cinta tengah berpihak padaku."

▪️▪️▪️▪️▪️▪️▪️▪️▪️▪️▪️▪️▪️▪️