▪️Catatan diary Ramora▪️
Mempertemukan itu mudah. Menangkup kedua hati untuk menjadi satu, itu hal yang sulit. Pasti ada perbedaan. Pasti ada perseteruan. Karena hidup penuh lika-liku. Karena hidup penuh perjuangan. Sedangkan cinta dan jodoh adalah apa yang diperjuangkan. Jika hanya salah satu pihak yang berjuang, menjadi jodoh adalah hal yang sulit. Lebih sulit lagi, jika keduanya sama-sama tak berjuang. Kandas. Pasti akan kandas.
Maka dari itu, aku, Ramora Vangeline, akan berusaha semaksimal mungkin untuk menyatukan dua hati itu. Ya, Kaleo dan Jenny.
TTD
RAMORA
▪️▪️▪️▪️▪️▪️▪️▪️▪️▪️▪️▪️▪️▪️
8/04/2044, 11:05 a.m.
@CupiDiaries at Human World
Beberapa kali Ramora mendengus kesal. Melihat kelakuan seorang gadis berambut cokelat yang tertera nama Jenny tepat di atas kepalanya. Ya, dengan memakai kacamata radar, Ramora mampu mengenali target dan apa yang dipikirkan oleh target.
Jenny tampak gelisah. Dengan sebuah kotak makanan di tangannya, ia terus menyembunyikan diri di balik pintu laboratorium yang tertutup. Sesekali Jenny melihat ke dalam lewat sebuah kaca kecil yang memperlihatkan ruangan laboratorium hanya untuk memastikan sesuatu. Seseorang.
Ia tengah mengintai seseorang yang sedang bergulat dengan microtome*. Rasa takut dan gelisah tampak jelas memenuhi wajahnya. Keraguan menyerang dan sepertinya tengah berdebat dengan akal sehat. Antara maju dan mundur. Ia ingin menemui seseorang itu, namun masih ada rasa kesal dan malu yang beradu.
"Hmm, sudah setengah jam dia hanya berdiri mengintai di sana. Apa kakinya tak merasa pegal? Menunggu apa lagi? Cepatlah, Jen. Sebelum dia pergi dan kau menyesal," celoteh Ramora tepat di samping Jenny. Hanya saja, Jenny tak dapat mendengar celotehan itu, "Apa aku harus bertindak?" lanjutnya.
Meski Jenny tak mendengar Ramora yang mengomel, Jenny merasa bahwa dirinya memang harus segera menemui si Kaleo –Seseorang yang asyik bermain dengan preparat histologi**.
"Oke, Jenny! Tinggalkan dulu rasa malumu. Biarkan orang berkata apa. Jika kau tidak segera meminta maaf, seumur hidup dia akan terus menghantui pikiranmu. Semangat!" Jenny bergumam menyemangati dirinya sendiri sambil menatap kotak makanan yang sedari tadi ia genggam dengan kedua tangan.
Tanpa ragu, Jenny masuk ke dalam laboratorium patologi anatomi. Kehadiran Jenny membuat beberapa orang di sana –termasuk Kaleo memalingkan wajahnya. Menatap Jenny yang berdiri di depan pintu sambil tersenyum kikuk. Lalu kakinya melangkah mendekati Kaleo.
Ramora menahan tawa. Ia paham, betapa malunya Jenny saat ini. Apalagi Jenny sangat terkenal sebagai mahasiswi paling pendiam sekampus. So pasti, mereka takkan berpikir Jenny akan berani mendekati Kaleo seperti sekarang.
"Tak apa, Jen. Ada kalanya orang pendiam berubah menjadi agresif di saat yang tepat, kan?" bisik Ramora seolah Jenny akan mendengarnya.
Jenny pun kembali mengangkat kaki. Ia mendekati Kaleo di saat beberapa mahasiswi di sana terus berbisik tentangnya. Jenny tak peduli. Tujuannya hanya Kaleo. Jadi, ia hanya memfokuskan diri untuk menghadap Kaleo.
"Tujuanku ke sini hanya untuk meminta maaf padamu," ucap Jenny ketika sampai tepat di depan Kaleo. Lalu ia menyodorkan sekotak makanan berisi dua potong sandwhich pada Kaleo, "Ambilah. Aku membuatnya khusus untukmu. Untuk menebus kesalahanku kemarin. Maaf," lanjutnya sambil menunduk.
"Untukku?" tanya Kaleo singkat. Karena pada dasarnya, Kaleo tetap bersikap normal –cuek untuk menjaga image-nya. Meski dalam hati, Kaleo bersorak gembira.
Jenny mengangguk, "Untuk kotak makannya bisa kau simpan saja. Aku permisi."
Belum sampai Jenny berhasil membalikkan badan dan pergi, Kaleo menahan tangannya. Membuat bisikan para mahasiswi yang melihat makin menjadi-jadi.
"Tepat. Alirkan cinta dari sentuhanmu, Kaleo!" ucap Ramora bersemangat, "Saat benih cinta mulai tertanam, aku bisa membantu kalian untuk menyuburkannya."
Kaleo dan Jenny melempar tatap beberapa saat. Hingga akhirnya, Jenny melepas genggaman itu dan kembali menunduk. Ramora paham, ia mendengar suara detak jantung bertalu-talu lebih cepat dari biasa. Antara Kaleo dan Jenny.
"Ada apa?" Suara Jenny melemah. Ia berusaha menutupi kegugupan yang tercetak jelas.
"Terima kasih. Aku akan mengembalikan kotak makan ini besok malam. Bisa aku mendapatkan ponselmu?"
BINGO!
Ramora bergembira. Lingkaran cinta telah mengurung Kaleo dan Jenny untuk tetap berada di dalamnya. Misi pertama Ramora ... baru saja dimulai.
▪️▪️▪️▪️▪️▪️▪️▪️▪️▪️▪️▪️▪️▪️
▪️
▪️
▪️
8/04/2044, 3:00 p.m.
@CupiDiaries at Cupid Garden
Sebuah lengkungan manis di bibir Ramora tercetak jelas. Matanya menatap lurus ke arah patung Cupid yang berpose terbang dan bersiap membidikkan panah cinta. Tak ada satupun kata yang terlontar. Hanya senyuman yang ia tunjukkan selama beberapa menit.
Bahagia. Tentu.
Ramora merasa sangat bahagia. Misi pertamanya akan dimulai. Ia akan memiliki kesempatan untuk bercakap dan memberi arahan untuk kedua target setiap senja tiba hingga tengah malam. Ia sangat berharap, misi pertamanya akan sukses. Dengan itu, misi lainnya juga pasti akan berhasil. Kemudian, ia akan segera 'dikembalikan' sebelum 300 hari.
"Hei, Patung Cupid. Bisakah ingatanku kembali sebelum aku terbangun nanti? Aku tak ingin melupakan orang-orang terdekatku."
Tak ada jawaban untuk pertanyaan itu. Bukan hanya pertanyaan yang baru saja ia lontarkan. Namun, pertanyaan-pertanyaan lain yang sudah ia ungkapkan pada si Patung Cupid juga tak kunjung mendapat jawaban.
Di lain sisi, Ramora tak menyadari. Tatapan pilu dari sosok yang berdiri beberapa meter darinya dan bersembunyi di balik sebuah pohon besar. Sosok bermasker hitam dan memakai kaos turtleneck warna putih tulang.
Sosok itu merasa iba. Melihat Ramora sendirian dan merasa sepi. Tak ada lawan bicara. Tak ada lawan bergurau. Hanya saja sebelum waktunya tiba, ia harus menahan rasa ingin bertemu. Menahan rasa ingin menyapa gadis berpakaian serba hitam itu.
"Aku ini hanya ilusi. Aku akan datang saat dia benar-benar membutuhkanku dan menginginkanku."
▪️▪️▪️▪️▪️▪️▪️▪️▪️▪️▪️▪️▪️▪️
▪️
▪️
▪️
Other side - Kaleo - Jenny
8/04/2044, 7:54 p.m
Beberapa kali Jenny menampar pipinya sendiri. Sekadar untuk menyadarkan diri agar tak larut dalam keadaan. Notif yang baru saja masuk itu yang membuatnya menampar diri sendiri. Notif dari sang Most Wanted.
Kaleo!
Ingin hati ia berteriak tak menyangka akan di-notif oleh Kaleo. Ia pikir Kaleo hanya mempermainkannya saja. Tapi ternyata Kaleo benar-benar menghubunginya.
Kaleo :
Malam.
Singkat. Padat. Jelas. Sudah pasti itu benar-benar Kaleo. Meski hanya ucapan 'malam' namun ucapan itu mampu membuat Jenny gelagapan. Pikirannya mendadak buntu ingin menjawab apa. Ia tak bisa berpikir. Kegaduhan yang terjadi di dalam dada membuat aliran darah ke otaknya seolah tersumbat.
"Dewa Cinta, aku harus membalas apa!?"
Memang benar kata orang-orang, cinta itu bisa membuat gila. Ya, seperti Jenny sekarang. Berguling kesana-kemari hanya karena notif singkat dari Kaleo si Most Wanted. Ah, lebih tepatnya, si Idaman yang Takkan Pernah Bisa Ia Dapatkan.
▪️▪️▪️▪️▪️▪️▪️▪️▪️▪️▪️▪️▪️▪️
*Microtome adalah mesin untuk mengiris spesimen biologi menjadi bagian yang sangat tipis untuk pemeriksaan mikroskop.
**Histologi adalah ilmu yang mempelajari tentang struktur jaringan secara detail menggunakan mikroskop pada sediaan jaringan yang dipotong tipis, salah satu dari cabang-cabang biologi.