Yuni adalah anak tunggal. Ayahnya, Tuan Calvin Wilson, adalah pemilik perusahaan obat yang sangat kaya raya, dia mencintai keluarganya dan dia sangat memanjakan Yuni.
Namun pada suatu hari setelah ulang tahun Yuni yang kesepuluh, semuanya berubah sejak saat itu.
Yuni saat itu sedang bermain di taman mansionnya. Dia melihat dua penjaga keamanan mereka membawa seorang wanita cantik dan seorang gadis yang terlihat seusia dengannya. Mereka memasuki mansion.
Pada saat itu, sesekali Yuni bisa mendengar suara ratapan ibunya. Yuni buru-buru memasuki memasuki mansion dan menghampiri ibunya yang sedang meraung keras di lantai. Ayahnya saat itu berdiri di dekat tangga dengan cemberut dan tampak sangat kacau. Namun wanita cantik tadi bersama seorang gadis seusia Yuni tampak sedang duduk dengan bangga di sofa.
"Ma, apa yang terjadi kenapa kamu menangis?... Papa, apa yang terjadi? Siapa mereka?"
"Mereka tidak akan memberitahumu. Biarkan aku yang memberitahumu." Wanita cantik tadi menatap lurus ke arah Yuni. "Aku ibu dari gadis ini, dia adalah Camilla, dan dia adalah anak perempuan ayahmu."
"Papamu dan aku sudah saling kenal selama lebih dari sepuluh tahun. Dia berjanji untuk membawa ku dan anak perempuan ku ke sini. Aku telah menunggunya bertahun-tahun lamanya tetapi dia tidak pernah datang. Papamu meninggalkan kami setelah kelahiran putri ku. Aku tidak tahu bahwa dia sudah menikah. Dia tidak pernah memberi tahu ku. Jika aku tahu bahwa papamu menikah dengan wanita lain maka aku tidak akan pernah datang. Maafkan aku karena mengganggu kehidupan damai kalian. Aku minta maaf. Aku tidak akan pernah kembali ke sini lagi. Ayo pergi Camilla."
"Jangan berbohong Jullie. Aku tidak pernah meninggalkanmu. Setiap bulan aku mengirimimu uang dalam jumlah besar. Kamu berjanji tidak akan datang ke sini. Lalu kenapa kamu datang? Keluar!" Calvin berteriak.
"Siapa yang menginginkan uangmu? Aku ingin ayah untuk putriku dan keluarga yang menyenangkan seperti ini. Aku menunggu dan datang ke sini untuk menjemputmu, bukan uangmu." Kata Jullie sambil menangis.
Calvin berteriak, "Jangan tunjukkan air matamu. Keluar."
Sofia mendengar semuanya. Dia tidak bisa mempercayai telinganya. Suaminya telah lama menipu dirinya! Bagaimana bisa?!
Sekarang, apa yang bisa dia lakukan? Dia tidak bisa memaafkan Calvin. Bagaimana dia bisa hidup dengan orang yang tidak berkarakter seperti Calvin dan hidup bersama dengan putrinya yang masih kecil seperti ini.
Calvin adalah pria berengsek. Tidak, dia tidak bisa tinggal bersamanya lagi. Sofia berkata, "Dia tidak akan pergi kemana-mana. Kamu membuatnya hamil dan meninggalkannya. Kamu telah menipu kami berdua. Kamu tidak pernah mengatakan bahwa kamu memiliki anak perempuan lagi selain Yuni. Sekarang bagaimana mungkin kamu ingin mengusirnya? Aku tidak pernah berpikir kamu menipuku dan anakku, Calvin. Aku, Sofia, hari ini menyatakan bahwa aku dan putriku Yuni, tidak memiliki hubungan apa pun lagi denganmu. Kami berdua bukan siapa-siapa lagi untuk mu. Yuni, ayo pergi dan kemasi barang-barangmu. Kita tidak bisa tinggal di sini lagi sedetik pun."
Yuni kaget mendengar ini dari mamanya. Dia tidak pernah mengira hari seperti ini akan datang. Tapi, dia hanya akan tetap mengikuti mamanya. Jadi, Dia pergi ke kamarnya dan mulai mengemasi barang-barangnya sambil menangis.
Saat dia membawa barang bawaannya ke ruang tamu, dia mendengar Calvin menangis dan meminta maaf kepada Sofia.
"Sofia tidak seperti apa yang kamu pikirkan. Aku tidak pernah mencintainya. Itu semua kecelakaan. Maafkan aku. Bagaimana aku bisa hidup tanpa Yuni dan kamu? Tolong jangan pergi. Aku akan menemukan cara untuk menyelasikan semua masalah ini."
Mamanya bertanya dengan marah, "menemukan cara? Cara apa? Kamu jelas punya hubungan dengan wanita lain dan telah memiliki anak perempuan lain dengannya. Kamu masih ingin menyangkalnya?"
"Sofia, tolong pikirkan tentang Yuni. Bagaimana dia akan hidup tanpa aku? Bagaimana aku akan hidup tanpanya? Di mana kamu akan menjaganya? Bagaimana dia akan belajar? Tolong Sofia, tenanglah."
"Kamu tidak perlu memikirkan Yuni. Aku bisa mengatur semuanya. Kamu cukup lihat apa yang telah kamu lakukan. Apakah aku tidak cukup untukmu sehingga kamu harus meniduri seorang wanita lagi? Kamu telah menyembunyikan ini dariku selama bertahun-tahun. Bagaimana bisa kamu?!" teriak Sofia.
Calvin tidak bisa berkata apa-apa. Apa yang bisa dia katakan? Memang dia sendirilah yang telah menghancurkan segalanya.
Calvin mendekati Sofia dan menyentuh bahunya. Dia tidak tahu harus berkata apa. Dia ingin mengatakan betapa dia mencintai mereka. Tapi apakah mereka akan mempercayainya sekarang?
Sofia menepis tangannya dan berteriak dengan marah, "Jangan coba-coba menyentuhku. Kamu bukan siapa-siapa lagi bagi kami. Jangan coba-coba mendekati kami. Kamu penipu." Setelah mengatakan itu, Sofia memanggil Yuni yang berdiri di belakang nya dan kemudian membawa tasnya lalu pergi dari sana. Calvin mencoba menghentikan mereka. Calvin mengemis berkali-kali kepada Sofia. Tapi seorang istri yang telah merasa ditipu, akan kah memaafkannya dengan begitu mudah? Sofia telah mempercayai suaminya lebih dari dirinya sendiri, tetapi sekarang apa? dia telah hancur oleh kepercayaan itu.
Sofia meninggalkan rumahnya dengan hati yang hancur. Dia tidak membawa apa pun kecuali pakaian Yuni dan beberapa barang yang dihadiahkan orang tuanya pada hari ulang tahunnya. Selain itu, dia meninggalkan semuanya.
Dia tahu tidak mudah membesarkan seorang anak perempuan sendirian. Tapi dia tidak bisa mempertaruhkan masa depan putrinya dengan tinggal bersama pria tanpa karakter seperti Calvin dan kekasihnya itu.
Sofia sempat melihat seringai Jullie saat dia menangis. Dia tahu dia harus bersaing dengan perempuan jalang itu untuk segala hal jika dia tetap tinggal di rumah ini. Dia tidak akan bisa berbagi suaminya. Dia tidak akan bisa membagi cinta suaminya kepada wanita lain. Dia tahu untuk keputusannya ini, Yuni harus ikut menderita juga. Tapi bagaimanapun dia tidak bisa meninggalkan Yuni di sana dalam cengkeraman seorang ibu tiri.
Setelah kejadian itu Sofia benar-benar tidak pernah kembali pada Calvin lagi. Sofia memulai pekerjaan di sebuah perusahaan dan berusaha memenuhi semua biaya yang diperlukan putrinya, Yuni. Dia menyewa sebuah kamar kecil untuk mereka tinggali. Calvin Wilson, ayah Yuni datang berkali-kali ke sana untuk menjemput mereka tapi mereka berdua menghindarinya.
Calvin mencoba menjelaskan semuanya kepada istrinya tetapi dia telah kehilangan kesempatan itu sejak lama. Calvin tahu dia telah melakukan kesalahan besar dengan menyembunyikan rahasianya ini dari Sofia. Sekarang Dia bahkan tidak bisa menghadapi putrinya sendiri karena dia telah ditandai sebagai seorang pria berengsek. Dia tahu dia telah melakukan kesalahan besar, secara tidak sengaja.
Ya, itu semua memang kecelakaan baginya.
Dia tidak dapat mengingat dengan baik kejadian yang terjadi hari itu. Namun dia masih ingat sedikit kilasan. Dan semua itu benar-benar terjadi tanpa di sengaja.