Hari itu dia harus menghadiri sebuah pesta. Biasanya Sofia menemaninya ke setiap pesta malam, tapi hari itu cuaca tidak bagus. Dan Sofia sedang merasa tidak enak badan. Itu adalah pesta yang sangat penting bagi Calvin untuk bisnisnya. Jadi, dia tetap menghadiri pesta itu sendiri.
Di pesta itu semua orang menikmati minuman mereka. Calvin hadir di sana hanya untuk formalitas. Dia ingin meninggalkan pesta secepat mungkin. Tapi, dia harus berbicara dengan rekan bisnisnya. Beberapa saat kemudian, seorang wanita cantik mendekatinya.
Calvin mengenalnya. Wanita itu adalah asisten pribadi mitra bisnisnya. Dia menawari Calvin minuman dan Calvin menerimanya dengan ucapan terima kasih. Menurut rekan bisnisnya, dia wanita yang sangat efisien. Dia menangani setiap proposal perusahaan yang di perlukan dengan cerdas. Sebagian besar waktu bosnya, dia atasi dengan sangat mudah.
Calvin mengamati bahwa Jullie selalu berusaha menggodanya. Jadi, Calvin mencoba menghindarinya. Tetapi, sebagian besar waktu, Calvin tidak dapat menghindarinya karena Julie pun juga merupakan bagian dari klien bisnisnya. Calvin menerima minuman itu dan mencoba berbicara sesedikit mungkin dengannya. Calvin tersenyum dan pergi.
Setelah minum, Calvin merasakan panas di tubuhnya. Dia tidak tahu apa yang salah dengannya. Dia meninggalkan ruang pesta dan duduk di dekat air mancur taman. Setelah itu dia tidak dapat mengingat apapun.
Ketika dia terbangun, dia mendengar ratapan keras seseorang. Dia membuka matanya dan menemukan dirinya tanpa busana di sebuah kamar bersama Jullie. Jullie meratap di sampingnya. Julie berusaha menutupi tubuhnya dengan selimut. Calvin mencoba mengingat, tetapi tidak dapat mengingat apa pun.
'Oh! Apa yang telah aku lakukan? Bagaimana aku bisa sampai di ruangan ini?'
Calvin tergagap, "Nona. Maafkan saya. Saya tidak tahu bagaimana saya bisa sampai ke sini. Apakah saya melakukan sesuatu yang buruk kepada Anda? Maafkan saya. Saya tidak dapat mengingat apa pun."
Mendengar kata-katanya Jullie berteriak dengan marah. "Kamu tidak dapat mengingat apapun? Kamu meminta maaf? Beraninya kamu? Kamu meniduriku sepanjang malam dan sekarang mengatakan tidak dapat mengingat apa pun? Sekarang apa yang akan aku lakukan? Aku belum menikah. Bagaimana aku akan menunjukkan wajah ku?"
Calvin kaget. Bagaimana dia bisa tidur dengan seorang wanita, selain istrinya? Sekarang bagaimana dia akan menunjukkan wajahnya kepada istri dan putrinya yang sangat dia sayangi. Dia tidak bisa memutuskan apa yang harus dilakukan. Dia duduk di sana selama beberapa menit dan kemudian membuka dompetnya dan mengeluarkan kartu kredit tanpa batas milik nya.
Dia memberikannya kepada Jullie dan berkata, "Nona Jullie. Aku sangat menyesal atas kesalahan ku. Aku tidak melakukannya dengan sengaja. Mohon maafkan aku. Ambil kartu kredit ini. Silakan gunakan kapan pun kamu memerlukannya. Kamu bisa menelepon ku jika membutuhkan lebih. Tapi Tolong, aku tidak ingin memiliki hubungan apapun denganmu. Jadi tolong terima ini dan lupakan." Calvin lalu bergegas meninggalkan hotel.
Namun, setelah kepergiannya, Jullie menelepon seseorang dan berkata, "selesai" lalu dia tertawa puas.
Hari itu Calvin harus membuat alasan kepada Sofia karena dia tidak pulang ke rumah sepanjang malam. Dia ingin menceritakan semuanya, tapi tidak bisa.
Dia tahu istrinya mempercayainya, tetapi dia tidak berani memberitahunya. Dia mencoba melupakan segalanya saat itu.
Jullie pun tidak menghubunginya. Dia juga tidak menggunakan kartu kredit yang dia berikan. Jadi dia pikir Jullie telah memaafkannya dan benar-benar melupakan kejadian itu. Tapi dia tidak tahu apa yang akan terjadi malah tambah semakin sulit.
Dua bulan setelah kejadian itu, dia menerima panggilan tak dikenal.
"Tolong temui aku. Aku menunggu di luar restoran perusahaan mu." Calvin memucat. Dia tahu itu Jullie. Dia tidak ingin bertemu dengannya. Tapi dia juga tidak bisa menolak. Dia merasa bersalah atas kejadian haru itu. Jadi dia buru-buru pergi ke depan restoran.
Dia memesan ruang pribadi di restoran karena dia tidak ingin seseorang tanpa sengaja melihatnya dengan Jullie. Dia menyeringai karena gugup.
"Tuan Calvin, kamu benar-benar keterlaluan. Apa kamu sedang berusaha menyembunyikan ku sekarang?"
Calvin dengan gugup bertanya, "Apa yang terjadi? Kenapa kamu ingin bertemu denganku?"
Jullie tersenyum dan berbicara dengan lembut, "Tuan Calvin ada kabar baik untukmu. Kamu akan menjadi seorang ayah... Aku hamil anakmu. Mari kita menikah."
Calvin terkejut. "Hamil? Pernikahan? Apa yang kamu bicarakan? Tolong Jullie, cobalah untuk mengerti. Aku tidak bisa menikahimu. Tolong gugurkan anak itu. Aku akan memberi kompensasi padamu. Aku … Aku bisa memberimu apapun. Uang? Rumah? Saham? Aku akan memberikan kamu apapun, tapi tolong jangan memintaku untuk menikah."
Jullie berteriak, "menggugurkan nya? Beraninya kamu. Bagaimana kamu bisa berniat membunuh anakmu sendiri? Tidak, aku tidak akan membunuh anakku." Dan Julie seketika mulai menangis.
Calvin tidak bisa memikirkan apapun. Seluruh dunia berputar di sekelilingnya. Dia hanya bisa melihat kehancuran di depan matanya. Tapi apa yang bisa dia lakukan? "Oke. Jullie, kamu boleh menjaga anak itu. Tapi aku tidak bisa menikahimu. Aku akan mengirimkan sejumlah besar uang ke rekeningmu setiap bulan. Kamu bisa membesarkan anak itu dengan uang ku. Jika kamu butuh sesuatu, silakan hubungi aku."
Mendengar kata-katanya Jullie berhenti menangis dan tertawa. "Uang? Apa menurutmu uang adalah segalanya bagiku? Aku ingin rumah, seorang suami. Bukan uang. Apa kamu tahu, apa yang akan dikatakan orang-orang di sekitarmu jika mereka mengetahui bahwa kamu meniduri seorang wanita, dan telah memiliki anak namun kamu tidak menikahinya!?"
Calvin mengerutkan kening. Bagaimana dia bisa begitu ceroboh mengundang malapetaka mengerikan ini ke dalam hidupnya sendiri? Dia menghela napas dan berkata, "aku akan mencoba memberikan segalanya. Terimalah uang itu sekarang. Aku akan menghubungi kamu lagu jika aku sudah dapat mengatur segalanya untuk mu."
Jullie tersenyum, "Oke. Aku akan menerima uang hanya untuk anak kita. Tapi jangan lupa apa yang sebenarnya aku butuhkan. Satu berita dari ku yang ku sebar di seluruh media bisa menghancurkan mu." Calvin menghela napas dan meninggalkan tempat itu. Dia tidak menyadari senyum jahat muncul di bibir Jullie ketika dia pergi.
Hari itu Calvin mencoba memberi tahu istrinya tentang Jullie dan tuntutannya. Tapi dia tetap tidak bisa. Dia diam-diam bertemu Jullie setiap kali dia meneleponnya. Setelah tujuh bulan, Dia melahirkan seorang anak perempuan.
Julie memerasnya hampir sepanjang waktu dan untuk tutup mulut dia harus mengeluarkan banyak uang. Dia tidak pernah menyangka bahwa setelah mengambil semua uang darinya, Jullie akan tetap datang ke rumahnya setelah sembilan tahun kejadian tersebut.
Calvin sebenarnya juga merasakan sesuatu yang mencurigakan ketika malam itu. Karena saat itu dirinya merasakan panas aneh setelah dia menerima minuman yang ditawarkan oleh Julie. Mungkin dia telah dibius oleh Julie, tapi bagaimanapun dia tidak punya bukti. Dan Jullie hamil dengan mengatakan bahwa itu anaknya. Jadi, Calvin hanya bisa membiarkan masalah itu terjadi.
Kehidupan Sofia, ibu Yuni tidak mudah setelah meninggalkan rumahnya. Dia mencoba yang terbaik untuk memberikan segalanya kepada Yuni. Sofia tidak mengubah lingkungan sekolah Yuni. Meskipun biayanya sangat tinggi, tetapi dia tetap ingin memberikan pendidikan yang baik untuk Yuni.
Calvin mencoba membayar biaya atau pengeluaran lain, tetapi Sofia atau Yuni tidak pernah menerima apapun darinya. Dia mencoba membuat mereka kembali ke rumah mereka dan kembali seperti dulu. Tetapi mereka akan tetap selalu membantah.
Pada tahun pertama, Calvin datang ke rumah kontrakan mereka seminggu sekali, namun lambat laun jumlahnya menurun. Jullie tidak ingin Calvin sering bertemu dengan Sofia dan Yuni. Jadi dia memperingatkannya untuk menjauh dari mereka.
Camilla, putri Jullie masuk ke sekolah yang sama dengan Yuni. Yuni selalu berusaha menghindarinya, dia tidak ingin ada bentrokan dengan Camilla. Tapi Camilla tidak pernah membiarkan Yuni berada dalam kedamaian. Camilla selalu mempersulitnya.
Yuni adalah murid yang baik. Setiap guru menyukainya. Camilla tidak tahan dengan pujian yang didapat Yuni. Dia ingin membuat Yuni menangis. Suatu hari, Camilla mendapat kesempatan dan menyembunyikan semua buku catatan Yuni sehari sebelum ujian mereka. Yuni hanya bisa berhasil memberikan jawaban ujiannya dengan membaca catatan yang dia buat di rumah, selama waktu itu. Camilla selalu melakukan beberapa lelucon untuk menyiksanya.
Suatu hari Yuni sedang bermain dengan teman sekelasnya. Dia mendengar suara Camilla di belakangnya. "Lihat! Siapa yang bermain di sini. Putri seorang wanita malam. Yang juga diusir dari rumah oleh ayahnya sendiri." Semua teman mulai tertawa. Yuni menegang.
Yuni bisa menahan segala siksaan tapi dia tidak bisa mendengar siapa pun mengejek ibunya. Dia dengan marah mendekati Camilla dan menamparnya dengan keras. Camilla tidak bisa mengendalikan dirinya untuk serangan mendadak itu dan akhirnya dia terjatuh. Teman-temannya membantunya untuk bangun. "Kamu menamparku? Beraninya kamu? Kamu harus tahu siapa aku!" Teriak Camilla dan meninggalkan tempat itu kemudian memanggil ayahnya.
Ayah Camilla sangat memanjakannya. Setiap persyaratan dipenuhi oleh orang tuanya dalam waktu singkat. Setelah mendapat panggilan telepon dari putri tersayang mereka, keduanya berlari menuju sekolah. Camilla menangis. Dia memberi tahu orang tuanya bahwa Yuni telah menamparnya untuk membalas dendam. Mereka menelepon Yuni dan ayahnya memintanya untuk meminta maaf kepada Camilla.
Yuni dengan marah danberkata, "kenapa saya harus minta maaf? Saya tidak melakukan kesalahan apa pun. Dia pantas ditampar. Saya bahkan seharusnya menendangnya."
"Yuni, dasar putri durhaka! Beraninya kamu!" Teriak ayahnya.
"Anda bukan ayah saya." Yuni menunjuk ke Camilla, "anda adalah ayahnya. Jadi, anda tidak bisa berusaha mengendalikan saya, saya melakukan semuanya sesuka hati!"
Lalu dia pergi.
Mama Camilla berkata, "lihat, bagaimana ibunya membesarkannya. Camilla, kamu harus menjauhkan dirimu darinya."
Camilla menyeka air mata palsunya dan berkata, "pa, ma, aku tahu dia adalah saudara tiri ku. Jadi aku memintanya untuk bermain dengan ku sesekali. Tapi dia langsung menampar ku begitu saja."
Setelah mendengar itu, Ayahnya dengan marah meninggalkan tempat itu, dan tidak berhasil melihat seringai jahat di Bibir pasangan ibu putri yang jahat ini.